Senin, 19 Desember 2011

Satu Mitos Kesuksesan Dipatahkan Sabar Gorky


Ada banyak mitos tentang kesuksesan. Salah satunya adalah bahwa cacat tubuh membuat kesuksesan menjadi sebuah ilusi bagi penyandangnya. Kita mungkin sudah banyak membaca atau melihat banyak kisah nyata para penyandang cacat yang telah mematahkan mitos tersebut, mereka telah membuktikan mampu berkarya di bidangnya dalam keterbatasannya. Kalau kali ini saya memilih sosok Sabar Gorky: Satu Kaki Menjejak Puncak Dunia (Kompas, Jumat, 16 Desember 2011) tentu dengan suatu alasan tertentu. Bagaimana Sabar menekuni alur lingkaran kesuksesan menarik untuk kita renungkan.

Sabar Gorky adalah seorang lelaki dengan anggota tubuh lengkap pada awalnya, hingga suatu kecelakaan terjadi saat dia remaja dan duduk di bangku SMA. Dia terjatuh dari kereta api dan harus kehilangan satu kakinya. Saya dapat membayangkan dia begitu tertekan menghadapi kenyataan tersebut. Masa depan sepertinya menjadi suram. Tidak mudah memang bagi seorang remaja seperti dia harus menghadapi kenyataan tersebut. Satu hal yang perlu dicatat, bahwa walaupun saat itu keluarga dan teman-temannya memberikan dorongan semangat kepada dia untuk bangkit tetapi kalau dia sendiri tidak mengambil keputusan untuk bangkit mungkin cerita Sabar tidak akan terdengar hingga saat ini. Pelajaran pertama, dorongan semangat atau motivasi dari luar memang dibutuhkan terlebih ketika kita sedang sangat tertekan menghadapi realita yang sangat sulit diterima, tetapi tanpa adanya motivasi dari dalam diri kita sendiri maka motivasi dari luar akan sia-sia. Motivasi dari dalam menghasilkan keputusan untuk bangkit dan Sabar telah melakukan itu.

Selanjutnya Sabar mulai menata kembali hidupnya. Dia menyusun rencana untuk mampu menekuni hobbynya mendaki gunung. Sabar sadar bahwa dia harus mulai dari awal. Dia mencoba menaklukan Gunung Lawu, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, dalam kondisi satu kaki. Yang pertama dia gagal. Tetapi sabar belajar dari kegagalan dan mempersiapkan kembali pendakiannya, dan akhirnya dia berhasil. Lihat, Sabar dengan tekun menyusuri Lingkaran Kesuksesan (objective-plan-execute-review), dan tidak berhenti. Setelah itu Sabar meningkatkan targetnya, yaitu Gunung Semeru di Jawa Timur yang lebih tinggi daripada Gunung Lawu. Sukses. Dan target berikutnya adalah Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat yang lebih tinggi dari Gunung Semeru. Anda lihat bahwa kepercayaan Sabar terus meningkat sejalan dengan lingkaran kesuksesan yang berhasil dia lampaui. Pelajaran kedua, mulailah dari target yang relatif lebih rendah/lebih kecil kemudian naikkan target sesuai dengan pencapaian. Saya ingat ketika masih menjadi mahasiswa  dan mengikuti organisasi pecinta alam, mahasiswa senior pengurus organisasi memprogram kegiatan mendaki gunung mulai dari Gunung Salak, Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Gunung Ciremai (semuanya di Jawa Barat), baru kemudian gunung-gunung lain yang lebih tinggi. Jika Anda lakukan itu secara konsisten maka kepercayaan diri Anda akan terus meningkat, dan itu adalah modal dasar bagi kesuksesan berikutnya.

Setelah pencapaiannya menaklukkan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, Sabar mulai mencoba menekuni olahraga panjat tebing pada usia dua puluh sembilan tahun, usia yang tidak tergolong muda lagi. Sabar mencoba memperluas kemampuannya, karena olahraga panjat tebing memerlukan penguasaan teknik yang agak berbeda dengan kegiatan naik gunung. Saya yakin, dalam menekuni olehraga panjat tebing Sabar memulai dengan tingkat kesulitan yang ringan dan secara bertahap terus meningkat. Ketekunannya membuahkan prestasi gemilang. Dia berhasil mendapatkan medali emas pada Kejuaraan Panjat Tebing Asia di Korea Selatan pada tahun 2009, dua belas tahun sejak dia mulai menekuni olahraga panjat tebing. Dan kita tahu dua belas tahun bukanlah masa yang pendek. Pelajaran ketiga, perlu konsistensi, kesabaran, tidak menyerah dan disiplin untuk bisa mencapai kesuksesan yang besar.

Sabar membuat target yang lebih besar. Mimpinya adalah mencapai Seven Summit, tujuh puncak gunung tertinggi di dunia. Dan lihat, dia mulai dengan menaklukkan puncak Elbrus yang memiliki ketinggian 5.642 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang merupakan puncak tertinggi di Eropa dan menancapkan Sang Merah Putih tepat pada tanggal 17 Agustus 2011. Dan perlu dicatat, rute yang dia lalui adalah jalur utara, yang tiga kali lebih panjang dan lebih sulit dibanding jalur selatan. Tanggal 13 Nopember 2011, Sabar menaklukkan puncak Kilimanjaro (5.895 meter mdpl), yang merupakan puncak tertinggi di Afrika. Dan tahun depan, Sabar sudah menetapkan target dan menyusun rencana untuk menaklukan puncak Mera Peak, salah satu puncak di Pegunungan Himalaya; Gunung Aconcagua di Argentina; Puncak Cartenz di Papua; dan mengikuti triatlon di Gurun Sahara, Maroko. Tidak hanya mendaki gunung dan panjat tebing, Sabar juga hobi naik sepeda dan arung jeram. Pelajaran keempat, sang pemenang tidak akan pernah berhenti. Sang pemenang akan terus memasang target yang baru dan lebih tinggi serta berjuang untuk mengapainya.

Sabar sadar dengan realita, semua kegiatan yang dilakukan itu lebih karena memang dia hobi dan mencintai olahraga beresiko tinggi. Kesuksesannya lebih untuk memuaskan hobi dan membuktikan bahwa dengan keterbatasan dirinya dia mampu menorehkan prestasi yang sama dengan mereka yang memiliki anggota tubuh yang lengkap. Dan tentunya ada kepuasan batin tersendiri ketika ada yang terinspirasi dengan perjuangannya. Kepuasan tersebut tidak menghilangkan realita bahwa dia perlu menjalani hidup. Dengan rendah hati dia menekuni pekerjaan membersihkan kaca gedung-gedung bertingkat dengan high rope dan reparasi tas untuk  memenuhi kebutuhan hidupnya. Pelajaran kelima, walaupun Sabar Gorky, pria berusia 43 tahun kelahiran Solo, Jawa Tengah, namanya sudah terkenal namun dia tetap rendah hati dan realistis.

2 komentar:

  1. sedikit saran pak.. kalau tulisan di artikel di bloger yg bapak buat diberi gambar atau ilustrasi pasti jadi lebih menarik pak..

    BalasHapus
  2. @NayCute:
    Terima kasih atas sarannya.
    Akan saya usahakan pd artikel-artikel mendatang.

    Salam sukses
    Suhartono Chandra

    BalasHapus