Senin, 12 Desember 2011

Dimulai Dari Suatu Keputusan


Pada artikel yang lalu saya menulis mengenai Lingkaran Kesuksesan yang terdiri atas empat langkah, yaitu Objective-Plan-Execute-Review. Objective adalah suatu keputusan yang dibuat sang pemenang untuk berani menetapkan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Plan merupakan perencanaan yang dibuat untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang telah dibuat tentunya harus dilaksanakan (execute), dan review merupakan evaluasi atas hasil dari rencana yang telah dilaksanakan yang menghasilkan perbaikan atau peningkatan yang harus dilakukan pada siklus lingkaran kesuksesan berikutnya. Siklus lingkaran kesuksesan tersebut merupakan siklus yang terus menerus perlu dijalani dalam perjalanan Sang Pemenang. Hari ini kita melihat bagaimana penerapan siklus tersebut melalui sosok Sumarlan: Lentera Peternak Lele (Kompas, Senin, 12 Desember 2011).
Sumarlan merupakan sosok sang pemenang yang meraih Juara II Tingkat Nasional Lomba Inovasi Pengembangan Produk Hasil Perikanan kategori umum/usaha mikro kecil menengah dari Kementrian Kelautan dan Perikanan tahun 2011, sekaligus pengusaha industri rumahan “Telogo Sarangan”, warga Desa Candirejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kesuksesan Sumarlan tidak hanya dinikmati oleh dia dan keluarganya, tetapi juga memberi dampak positif bagi masyarakat, antara lain; memperbesar peluang masyarakat menikmati ikan lele tidak terbatas hanya digoreng, dibakar atau dimasak kuah, membantu meyukseskan kampanye gemar makan ikan dalam rangka peningkatan gizi masyarakat, memperluas pasar produk ikan lele.
Semua itu dimulai dari suat keputusan. Umumnya, ada suatu kegalauan saat seorang karyawan akan memasuki masa pensiun. Galau, bagaimana dengan ekonomi keluarga saat sudah pensiun karena faktanya uang pensiun tidak lebih besar daripada penghasilan bulanan ketika masih produktif. Galau apa yang akan dikerjakan saat sudah pensiun, apakah sisa hidup hanya dinikmati dengna duduk-duduk saja mengenang saat-saat masih produkif. Dan kita sudah banyak melihat banyak pensiunan yang tidak punya kegiatan apa-apa kemampuan berpikirnya dan kondisi kesehatannya cenderung menurun lebih cepat dibanding orang seusianya yang masih aktif dengan kegiatan-kegiatan produktif. Kegalauan Sumarlan adalah kuatir tidak bisa menjalani hari-hari di masa senjanya tanpa aktifitas karena dia sudah terbiasa bekerja rutin. Ada banyak pensiunan yang walaupun merasakan kegalauan tetapi tidak mengambil keputusan apapun, mereka hanya diam pasrah dengan berbagai kendala yang ada. Tidak demikian halnya dengan Sumarlan, dia mengambil keputusan untuk mulai beternak ikan lele. Sasaran dia adalah agar dia tetap memiliki aktifitas yang produktif sekaligus menambah penghasilan selain uang pensiun. Sumarlan telah menjalani seperempat perjalanan menyusuri siklus lingkaran kesuksesan.
Mengapa Sumarlan memilih budidaya ikan air tawar? Alasannya sederhana, lokasi rumahnya dekat dengan Kali Jejeruk yang mengalirkan air dari Dam Jejeruk. Air itu dengan mudah dan berbiaya murah bisa dipompa ke dalam kolam dan memungkinkan pengganian air secara teratur sehingga menghasilkan ikan-ikan yang sehat, besih dan aman dikonsumsi. Sumarlan juga menerapkan teknik budidaya yang terbilang modern. Apa yang dilakukan Sumarlan pada bagian ini adalah bagian dari perencanaan (plan). Dalam hal ini Sumarlan telah menyusuri separuh dari siklus lingkaran kesuksesan. Dan sudah pasti rencana tersebut dia laksanakan (execute), dengan kata lain tiga perempat siklus lingkaran kesuksesan telah dia jalani.
Dalam perjalanannya apakah Sumarlan langsung berhasil. Ternyata tidak. Sudah sejak lama para peternak ikan lele mengalami kesulitan memasarkan hasil budidayanya. Konsumsi ikan lele hidup serapannya relatif terbatas, hanya sekitar 80% dari kapasitas produksi peternak. Bahkan pada musim musim panen melimpah serapan ikan lele bisa turun hingga hanya mencapai 50%. Sumarlan tidak berhenti, tetapi dia mencari solusi bagi kondisi tersebut. Dia berkonsultasi dengan dinas peternakan, termasuk mencari informasi di dunia maya. Dia juga sadar bahwa selama ini pedagang hanya mau mengambil ikan berukuran sedang dengan alasan lebih disukai pasar dan kunsumen, dan pada kenyataannya memang selama ini ikan lele dikonsumsi dengan cara dibakar, digoreng dan dimasak kuah. Bagian ini melengkapi sisa seperempat perjalanan menyusuri siklus lingkaran kesuksesan.
Pada awal siklus lingkaran kesuksesannya, dia mengambil suatu keputusan yang kreatif. Apakah pola konsumsi konsumen terhadap ikan lele yang hanya sebatas dibakar, digoreng dan dimasak kuah tidak bisa diubah? Inilah keputusan kreatif yang mengubah keadaan secara total (objective). Dia mulai merencanakan (plan) untuk mengoptimalkan seluruh bagian ikan lele dengan memberi nilai tambah. Sumarlan kemudian mengolah (execute) ikan lele menjadi beragam produk makanan siap saji. Saat ini ikan lele di tangan Sumarlan dapat diolah seluruhnya, termasuk tulang dan kulit ikan lele. Daging ikan lele diolah menjadi bothok presto, garam asem presto, pepes, abon. Kulit ikan lele yang hitam diolah menjadi keripik yang renyah dan gurih. Apakah kesuksesan Sumarlan dicapai dengan mudah dan instan? Tidak juga, karena sesuai dengan pengakuannya, kemahiran dia saat ini didapat melalui proses panjang melakukan uji coba bersama dengan istrinya. Yang pasti, setiap tahapan siklus lingkaran kesuksesan dia jalani. Selesai satu siklus dia terus bergerak menjalani siklus berikutnya, dan seterusnya tanpa pernah berhenti. 
Saya yakin, pencapaian saat ini pun bagi Sumarlan bukanlah akhir dari perjalanannya menyusuri rute sang pemenang. Sumarlan harus tetap bergerak dengan pedoman lingkaran kesuksesan. Dan itu selalu dimulai dari suatu keputusan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar