Kamis, 01 Desember 2011

Pygmalion Effect


Keyakinan mempengaruhi persepsi, persepsi mempengaruhi cara berpikir, cara berpikir mempengaruhi cara bertindak, dan cara bertindak mempengaruhi hasil akhirnya.

Konon dahulu ada seorang pemahat patung terkenal bernama Pygmalion mendapat pesanan dari seorang saudagar Yunani untuk membuat sebuah patung wanita dari batu marmer yang nantinya akan ditempatkan di taman rumahnya. Segera Pygmalion mencari batu marmer yang tepat dengan kualitas terbaik dan mulai memahat. Setiap hari Pygmalion dengan tekun dan sepenuh hati mengerjakan pesanan sang saudagar. Hari demi hari berlalu, sedikit demi sedikit bentuk dasar patung tersebut mulai terbentuk. Dan seiring dengan itu sedikit demi sedikit muncul rasa sayang dan cinta dalam diri Pygmalion terhadap patung wanita cantik yang dibentuknya. Setiap hari pada saat Pygmalion selesai bekerja dipandanginya patung wanita itu, dan patung itu diajak berbicara layaknya dia sedang bicara dengan seorang wanita, bukan sebuah patung. Pygmalion tidak peduli bahwa dia hanya berbicara dengan sebuah patung ciptaannya. Pygmalion tidak peduli bahwa patung itu hanya diam membisu mendengar dia berbicara. Pygmalion tidak kuatir jika ada orang yang melihatnya akan menduganya dia sudah menjadi gila. Pygmalion merasakan bahwa patung tersebut tersenyum sangat manis dan memandangnya dengan lembut saat mendengar dia berbicara. Dia bisa berbicara berjam-jam dengan patung itu, dan rasa cintanya semakin bergelora. Hingga akhirnya pada sentuhan akhir dimana yang pada awalnya hanyalah sebuah batu marmer telah menjadi sebuah patung seorang wanita yang sangat cantik dan lembut, maka keajaibanpun terjadi. Patung wanita tersebut benar-benar menjelma menjadi seorang wanita yang hidup, dan akhirnya wanita cantik itu menikah dan hidup bersama Pygmalion. Keyakinan Pygmalion mewujudkan angannya menjadi kenyataan. Cerita di atas kemudian berkembang menjadi apa yang disebut Pygmalion Effect. Keyakinan mempengaruhi persepsi, persepsi mempengaruhi cara berpikir, cara berpikir mempengaruhi cara bertindak, dan cara bertindak mempengaruhi hasil akhirnya.
Hingga saat ini Pygmalion Effect masih relevan dalam kehidupan perjalanan Sang Pemenang. Mari kita lihat apa yang dapat kita pelajari melalui cerita Pygmalion itu. Memerlukan suatu keberanian (courage) ketika Pygmalion menerima pesanan saudagar Yunani itu, karena dia mempertaruhkan reputasinya sebagai seorang pemahat patung. Pygmalion juga melihat bahwa Saudagar Yunani itu menaruh kepercayaan yang besar kepada dia. Di atas pundak Pygmalion terletak tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan suatu mahakarya. Oleh sebab itu Pygmalion tidak tanggung-tanggung dalam menjalankan tanggung jawab yang besar itu. Langkah pertama Pygmalion adalah melakukan perencanaan yang matang dengan mencari bahan baku marmer dengan kualitas terbaik. Hal itu menunjukkan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan yang terbaik. Sementara dia mencari bahan baku di benaknya sudah terbayang wujud patung wanita yang sangat cantik sesuai dengan permintaan sang saudagar. Pygmalion jelas sudah memiliki visi. Demikian pula dalam perjalanan seorang pemenang. Keberanian (courage) mengambil tanggung jawab terhadap diri sendiri merupakan langkah besar yang menentukan perjalanan seorang pemenang. Seorang pemenang sebelum memulai perjalanannya mutlak harus memiliki visi, tujuan yang akan dicapai. Ada banyak orang yang menaruh harapan kepada seorang pemenang, misalnya istri, anak, orangtua, saudara  dan lain-lain. Dan seorang pemenang memulai perjalanannya dengan perencanaan yang matang dan komitmen tinggi untuk mewujudkan yang terbaik.
Dalam prosesnya, kita melihat dedikasi yang tinggi atas diri Pygmalion terhadap pekerjaannya. Dia mengerjakannya setiap hari tanpa henti, dan dia mencintai pekerjaan dan karyanya. Dia tidak peduli barangkali ada yang mencemooh dia sebagai orang gila yang setiap hari bicara dengan patung (yang belum jadi!). Demikian pula seorang pemenang dalam perjalanannya mendaki tujuan memiliki dedikasi yang tinggi atas pencapaian tujuannya. Dia tidak mengenal kata lelah, tetapi dengan penuh disiplin dia akan terus mendaki. Dan seorang pemenang tidak takut atas cemooh teman, saudara atau lingkungannya dalam pendakiannya. Seorang pemenang hanya fokus pada tujuannya. Dan seorang pemenang pastinya mencintai pekerjaannya, menikmati perjalanannya sekalipun medan yang ditempuh berliku dan penuh dengan tantangan.
Jadi dalam perjalanan seorang pemenang harus ada visi atau tujuan yang jelas, ada perencanaan, ada proses yang harus dilalui, ada komitmen yang tinggi terhadap hasil yang dicapai, ada disiplin, ada ketekunan dan mencintai apa yang dikerjakannya. Hasil akhirnya adalah manis adanya, bahkan terkadang melebihi apa yang diharapkan, sama seperti Pygmalion yang malah mendapat seorang istri yang luar biasa cantik.

Catatan: 
Cerita mengenai Pygmalion ditulis kembali dari artikel dengan judul yang sama yang pernah saya tulis dan diterbitkan oleh Majalah Marketing, edisi No. 10/V/Oktober 2005.

1 komentar: