Senin, 05 Desember 2011

Citra Diri


If you think you are beaten, you are
(Jika Anda berpikir terpukul, memang Anda terpukul)
If you think you dare not, you don’t
(Jika Anda berpikir Anda tidak berani, Anda memang tidak berani)
If you like to win, but you think you can’t, it is almost certainly you won’t
(Jika Anda ingin menang tetapi berpikir Anda tidak bisa, hampir pasti Anda tidak bisa menang)
If you think you’ll lose, you are lost
(Jika Anda berpikir akan kalah, maka memang Anda telah kalah)
Life’s battles don’t  always go to the stronger or faster man
But sooner or later the man who wins is the man who think he can!
(Pertarungan hidup tidak selalu dimenangkan oleh yang lebih kuat atau lebih cepat
tetapi cepat atau lambat orang yang menang adalah orang yang berpikir dia bisa!)

Sering kita mendengar keluhan (pembenaran diri sang pecundang, the loser) seperti, “Nasib saya memang ditakdirkan seperti ini, apa yang saya upayakan selalu gagal. Saya memang orang yang tidak berguna”. Atau, “Saya memang pemalas koq”, “Saya memang orangnya cepat bosan”, “Saya masih muda, jadi mana mungkin saya bisa?”, “Dengan seusia seperti saya ini mana mungkin saya bisa berhasil, saya sudah terlalu tua, jaman saya sudah lewat”, atau “Saya tidak sekolah, mana mungkin saya bisa sukses?”, dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Sesungguhnya ungkapan-ungkapan tersebut keluar dari konsepsi diri orang tersebut. Konsepsi orang itu sendiri tentang “seperti apa aku ini”, yang disebut sebagai citra diri (self image).
Citra diri merupakan konsepsi diri, yang terbentuk dari kepercayaan-kepercayaan (beliefs) kita tentang diri sendiri. Umumnya kepercayaan (belief) tentang diri sendiri secara di bawah sadar terbentuk dari pengalaman-pengalaman di masa lalu; kesuksesan-kesuksesan dan kegagalan-kegagalan kita, keterhinaan yang pernah kita alami, persepsi yang ditanamkan orang-orang di sekeliling kita, terutama di masa kecil. Jika hal-hal positif yang lebih banyak ditanamkan pada masa kecil maka citra diri pun akan positif, namun demikian berlaku juga sebaliknya. Dari seluruh pengalaman itu kita secara mental membangun gambaran tentang diri. Begitu kepercayaan tentang diri sendiri masuk ke dalam gambaran itu, ia menjadi “kebenaran”. Kita tidak lagi mempertanyakan keabsahannya, tetapi bersikap seolah-olah itu benar. Ada suatu percobaan dengan seekor anak gajah yang sejak kecil kakinya diikat dengan rantai, yang panjangnya katakanlah lima meter, dan ujung rantai yang satu diikat pada pasak yang ditanam ke dalam tanah. Sejak kecil gajah itu memahami bahwa kemampuan dia bergerak hanya sebatas radius lima meter saja. Konsepsi itu tertanam begitu dalam, sehingga ketika gajah tersebut menjadi dewasa dia hanya akan bergerak dalam radius lima meter walaupun pasaknya dicabut.
Semua perbuatan Anda, perasaan Anda, perilaku Anda, bahkan kemampuan-kemampuan Anda selalu konsisten dengan citra diri ini. Anda akan bersikap seperti yang Anda bayangkan tentang diri sendiri. Jika Anda memiliki citra diri sebagai sang pecundang, maka Anda akan selalu menemukan cara untuk gagal, terlepas dari segala niat baik atau kemauan Anda. Sebaliknya jika Anda meyakini citra diri Anda sebagai sang pemenang, maka Anda pasti menemukan cara untuk keluar sebagai sang pemenang.
Jika citra diri terbentuk secara di bawah sadar atas pengalaman-pengalaman di masa lalu, terutama ketika masa kecil, lalu apakah citra diri yang negatif dapat diubah? Jawabannya adalah bisa. Kita bisa memprogram ulang citra diri kita sesuai dengan yang kita inginkan. Caranya dimulai dengan kesadaran terhadap eksistensi kita sebagai manusia yang merupakan mahluk yang paling sempurna yang diciptakan Tuhan. Coba Anda renungkan, bahwa Anda saat ini ada dan sedang membaca tulisan ini karena Anda adalah pemenang, Anda adalah satu-satunya dari jutaan sperma yang berhasil keluar sebagai Sang Pemenang dalam perlombaan lari menuju sel telur. Jadi sejak di dalam kandungan Anda sebenarnya sudah menyandang predikat Sang Pemenang. Lalu, tunggu apa lagi? Segera bertindak mulai dengan mengubah persepsi terhadap diri Anda. Bayangkan dan gambarkan citra diri seperti apa yang Anda inginkan, yang berbeda dengan citra diri negatif saat ini. Lakukan afirmasi positif setiap saat. Misalkan, citra diri Anda sebelumnya adalah orang yang selalu gagal karena apa saja yang Anda kerjakan tidak berhasil. Anda tentu menginginkan citra diri sebagai orang yang berhasil, maka Anda perlu melakukan afirmasi bahwa dulu memang Anda orang yang gagal tetapi sekarang Anda adalah orang yang berhasil. Lakukan itu setiap pagi sebelum Anda melakukan kegiatan, maka Anda pasti menemukan cara bagaimana Anda bisa lebih berhasil dari hari kemarin. Dan kembangkan attitude of gratitude, senantiasa mengucap syukur dalam kondisi apapun juga.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar