Minggu, 26 Februari 2012

Passion: Sumber Energi Yang Tak Pernah Habis


“Cinta dan Hasrat adalah sayap semangat untuk perbuatan besar”
- Johann Wolfgang von Goethe-

Suatu ketika, di suatu hari libur, saya memperhatikan anak saya yang masih remaja begitu asyik di depan komputernya bermain online game Ninja Saga. Dia betah duduk berjam-jam menikmati permainan itu, seakan energinya tidak ada habisnya. Saking asyiknya dia tenggelam dalam dunianya saat itu. Kehadiran saya di belakangnya pun tidak dia rasakan. Dia baru sadar bahwa saya ada di belakangnya ketika mendengar suara saya mengingatkan dia untuk makan siang. Saya tersenyum. Saya teringat dulu ketika saya seusia dia sangat suka sekali membaca buku-buku komik karangan Kho Ping Hoo. Mulai dari serial Bu Kek Sian Su dan serial-serial lanjutannya. Biasanya pada saat liburan sekolah saya menyewa sekaligus beberapa serial komik Kho Ping Hoo, yang setiap serialnya terdiri atas puluhan buku. Dan saya tenggelam dalam keasyikan membaca habis buku-buku komik tersebut. Cetakan tulisan dengan huruf yang kecil dan rapat tidak membuat saya bosan untuk terus membaca. Mulai dari bangun tidur hingga larut malam saya terus membaca, dengan jeda waktu hanya untuk mandi dan makan, itu pun sering karena diingatkan oleh ibu saya. Energi yang saya pakai untuk membaca sepertinya tidak pernah habis. Saya yakin Anda pun pernah mengalami situasi seperti itu dengan berbagai macam kegiatan. Situasi ketika Anda tenggelam dalam keasyikan mengerjakan sesuatu yang sangat menyenangkan. Sebagian mungkin begitu senang sekali bermain sepak bola. Yang lain mungkin begitu senang bermain bola basket, bermain catur, atau apapun kegiatan itu. Intinya adalah kita seakan memiliki sumber energi yang tidak habisnya ketika mengerjakan sesuatu yang merupakan kesukaan (hobby) kita. Waktu seakan berhenti, seperti yang dikatakan oleh Marcia Wieder, “When we are doing what we love, we don’t care about time. For at least at the moment, time doesn’t exist and we are truly free”. Itulah Passion.

Kamus bahasa Inggris Merriam-Webster’s mengartikan passion sebagai A strong feeling of enthusiasm or excitement for something or about doing something; Something that you enjoy or love doing very much. Jadi, passion adalah antusiasme yang luar biasa tinggi dalam melakukan sesuatu. Sesuatu yang Anda benar-benar sukai atau cintai untuk dikerjakan.

Kesuksesan adalah suatu perjalanan. Perjalanan yang tidak berujung. Suatu kesuksesan merupakan tempat persinggahan sementara, untuk kemudian melanjutkan perjalanan lainnya. Seperti halnya pendaki, yang berhenti di tempat persinggahan untuk kemudian melanjutkan perjalanannya mencapai puncak gunung. Dan setelah menaklukan suatu gunung, dia akan melanjutkan perjalanannya mendaki gunung lainnya. Dalam perjalanannya tentu Sang Pendaki memerlukan sumber energi untuk mencapai sasarannya. Dan sumber energi yang tidak ada habisnya adalah passion. Dengan kata lain, kita harus memiliki passion agar perjalanan pendakian menjadi Sang Pemenang dapat terus berlangsung. Ada banyak contoh mereka yang sukses karena memiliki passion yang luar biasa di bidangnya. Adele, pemenang 6 penghargaan di ajang Grammy Award ke-54 yang berlangsung di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat, 12 Pebruari 2012, sejak awal sudah tahu bahwa musik adalah passion-nya. Saat pertama kali ia memegang mikrofon, dia menyadari apa yang menjadi panggilan hidupnya. Album Adele dengan titel “21”, yang di dalamnya terdapat single “Someone Like You”, terjual 18 juta kopi. Michael Jordan menemukan bahwa bermain bola basket adalah passion-nya, dan kita tahu bahwa dia merupakan salah satu pemain dengan bayaran tertinggi. Dave Lavery, seorang ahli NASA yang meluncurkan robot ke planet Mars, merasa pekerjaannya membangkitkan gairah, dan semangatnya yang membuat dia ingin bangun, dan pergi kerja setiap pagi, dan tidak ingin tidur di malam hari. Steve Jobs, pemilik dan mantan CEO Apple adalah contoh lainnya, dan masih panjang daftar mereka yang sukses karena menemukan passion-nya sehingga bekerja tanpa kenal lelah seakan memiliki sumber energi yang tak pernah habis.

Beberapa orang mungkin sudah menemukan passion mereka sejak kecil, seperti Adele, sehingga sejak awal dia sudah menekuni hal yang disukainya. Namun, sebagian lainnya mungkin hingga saat ini merasa belum menemukan passion-nya. Mungkin, itulah kondisi Anda saat ini. Apa yang Anda kerjakan tidak membangkitkan gairah dan semangat. Anda merasa bosan dan jenuh terhadap pekerjaan yang Anda lakukan saat ini. Anda sungguh tidak menyukai apa yang sedang Anda kerjakan dan tidak tahu apa passion Anda. Dalam kondisi seperti itu teruslah mencari apa yang menjadi passion Anda. Anda tidak perlu berkecil hati karena sebagian besar dari orang-orang yang saat ini sukses mengalami hal yang sama sebelumnya. James Cameron, pembuat film Titanic, pada awalnya tidak mengetahui apa passion-nya. Demikian pula halnya dengan Anita Roddick (pendiri Body Shop) dan Jim Kimsey (America Online, AOL), dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Dalam pencarian passion, Anda memiliki dua pilihan. Pertama, cobalah untuk melihat sisi menyenangkan pekerjaan Anda saat ini dan berusaha untuk mencintainya. Ada kemungkinan dengan mengubah perspektif Anda terhadap pekerjaan saat ini, Anda justru akan menemukan kesadaran bahwa ternyata pekerjaan itulah passion Anda. Pilihan kedua, sementara mengerjakan pekerjaan yang tidak menggairahkan Anda, kerjakanlah hal-hal yang mungkin dapat membuat Anda bergairah di waktu luang. Albert Einstein, penemu teori Relativitas, sebelumnya adalah pegawai di sebuah kantor paten yang membosankan, karena sesungguhnya dia lebih menyukai fisika. Sebelumnya, selama dua tahun dia sempat frustasi karena keinginannya mengajar di universitas tidak terpenuhi. Pekerjaan di kantor paten itu pun didapatnya atas bantuan teman ayahnya. Posisinya adalah asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss pada tahun 1902. Di sana, dia menilai pendaftaran paten penemu untuk alat yang memerlukan pengetahuan fisika. Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi kepraktisan hasil kerja mereka. Di sela-sela waktu kerjanya dia menulis empat artikel yang memberikan dasar bagi fisika modern, dan sejarah mencatat Albert Einstein sebagai fisikawan besar dunia.

Jadi, ketika Anda telah menemukan passion, Anda akan melakukannya dengan hasrat yang bergelora seakan-akan memiliki sumber energi yang tak ada habis-habisnya. Anda akan rela dan dengan sadar bekerja keras, fokus dan tekun dan melakukan hal-hal yang membawa Anda menjadi Sang Pemenang. Tidak peduli jika pada awalnya Anda sepertinya adalah termasuk orang yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja, karena ketika sudah menemukan passion Anda akan melesat dan melesat jauh mencapai puncak-puncak kesuksesan. Sebagai penutup saya kutip kata-kata John Paul Getty, “Give me a man of just average ability, but with a deep down burning desire to succed and I will give you a winner every single time”.

Catatan
  • Terima kasih Anda sudah menyempatkan waktu membaca artikel ini. Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat silahan berbagi dengan keluarga dan teman Anda, atau berikan komentar pada kotak yang telah disediakan.
  • Bila Anda ingin secara otomatis mendapat artikel-artikel terbaru dari blog ini di email Anda, silahkan klik “Joining this site” pada bagian kanan atas tampilan blog.   

Senin, 20 Februari 2012

The Flower of Character: Kualitas Sang Pemenang Sejati


Rabu, 15 Pebruari 2012, saya menghadiri grand launching serial buku “The Tale of Didgit Cobbleheart”, yang mengambil tempat di Maestro, Plaza Indonesia, Jakarta. Serial buku yang ditujukan bagi anak-anak itu merupakan karya orisinil buatan Indonesia. Mengamati  beberapa buku tersebut terbersit rasa kagum bahwa ada karya bangsa Indonesia yang tidak kalah dengan buku-buku luar negeri. Serial buku dengan tokoh sentral Didgit Cobbleheart itu tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian yang terintegrasi dengan konten website mereka (www.bukubudipekerti.com). Yang menarik perhatian saya adalah bahwa serial buku dan website mereka merupakan media bagi suatu gerakan (movement) yang besar dan idealis, yaitu bagaimana berkontribusi bagi pembentukan budi pekerti / akhlak / karakter moral bangsa Indonesia, yang dimulai sejak dini. Gerakan tersebut mengajak ketiga pihak yang berperan dalam pembentukan karakter, yang mereka singkat GOA, yaitu Guru, Orangtua, dan Anak sebagai subyek. Gerakan tersebut lahir atas mimpi sebuah keluarga, Lily & Eddy, untuk berkontribusi bagi pembangunan karakter moral generasi mendatang yang lebih baik. Orang yang meraih kesuksesan dalam hal; keilmuan (jenius), harta, kedudukan atau jabatan tanpa memiliki karakter moral yang baik tentunya akan lebih banyak menghasilkan masalah daripada manfaat bagi masyarakat luas. Sekedar contoh, tokoh-tokoh antagonis dalam film-film James Bond adalah mereka yang termasuk jenius dan kaya. Para hacker yang meretas suatu situs untuk kepentingan pribadi, memperkaya diri misalnya, adalah orang-orang yang pintar. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa kesuksesan seseorang (dalam hal apapun) yang tidak memiliki karakter yang baik umumnya tidak akan bertahan lama. Adolf Hitler adalah contoh klasik.

Karakter didefinisikan sebagai sebuah kompleksitas mental dan pola kebiasaan tingkah laku, pemikiran, dan emosi yang membedakan seseorang dengan orang lainnya. Karakter merupakan akumulasi pemikiran, nilai-nilai, kata-kata, dan tindakan. Karakter jika sudah terbentuk umumnya relatif stabil sepanjang waktu, maupun dalam situasi yang berbeda. Seseorang yang memiliki karakter baik yang kuat akan berpikir dan melakukan hal yang baik sesuai dengan nilai-nilai inti universal yang menentukan kualitas manusia yang baik, yang saya sebut The Flower of Character, yang terdiri atas 24 karakter, yaitu.

Benevolance. Kualitas personal yang selalu ingin melakukan hal baik bagi banyak orang.
Boldness. Memiliki keberanian dan kepercayaan diri dalam mengatakan hal yang benar.
Compassion. Kualitas personal yang memiliki dorongan untuk mau membantu orang yang sedang kesusahan. Ringan bahu. Memiliki kepedulian sosial.
Contentment. Orang dengan karakter ini memiliki konsepsi yang lebih luas terhadap kebahagiaan. Menyadari bahwa kebahagiaan tidak semata dicirikan dengan kepemilikan sesuatu yang bersifat material.
Deference. Mereka yang memiliki karakter ini dapat menghargai perbedaan.
Dependability. Kualitas personal seseorang yang dapat diandalkan. Mereka selalu memegang kata-katanya. Memenuhi setiap janji yang diucapkannya, sekalipun mereka harus berkorban untuk itu.
Discernment. Orang yang memiliki karakter ini memiliki kemampuan untuk melihat dan memahami orang lain, sesuatu, atau situasi dengan jelas dan cerdas.
Discretion. Kualitas personal yang berhati-hati dalam melakukan sesuatu tindakan atau mengucapkan kata-kata yang dapat mempermalukan orang lain.
Faith. Keyakinan kuat bahwa apa yang dilakukan dengan didasari karakter yang baik akan memberikan hasil yang baik.
Forgiveness. Suatu kualitas personal yang mau memaafkan / mengampuni orang lain (pemaaf), termasuk mengampuni diri sendiri ketika melakukan kesalahan.
Generosity. Karakter orang yang tidak egois. Dermawan, membantu orang lain tanpa memikirkan balas jasa.
Gentleness. Karakter mereka yang dapat lembut tetapi tegas.
Gratefulness. Kualitas personal yang selalu bersyukur atas setiap situasi dan kondisi yang terjadi. Mereka menunjukan rasa terima kasih kepada orang lain yang sudah memberikan bantuan kepada dirinya.
Honor. Karakter mereka yang menjaga kehormatan diri. Memiliki standard moral yang tinggi dalam bertindak.
Hospitality. Karakter mereka yang ramah terhadap orang lainnya. Memiliki hati yang terbuka. Bersahabat.
Humility. Kualitas personal yang rendah hati (humble). Tidak merasa dirinya selalu lebih baik dari pada orang lain.
Joyfulness. Ini adalah karakter mereka yang penuh sukacita. Tetap menjaga attitude yang baik sekalipun menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan.
Justice. Kualitas personal yang yang mengutamakan sikap adil.
Punctuality. Karakter mereka yang bangga melakukan sesuatu yang benar pada waktu yang tepat. Mereka menyelesaikan sesuatu tepat pada waktu yang diharapkan.
Self-control. Kualitas personal yang mampu mengontrol perasaan dan tindakan.
Sensitivity. Karakter orang yang mampu memahami perasaan orang lain.
Sincerity. Ketulusan. Mereka yang memiliki karakter ini tulus dalam melakukan sesuatu yang benar dengan motif yang transparan.
Tolerance. Orang dengan karakter ini memiliki kesadaran untuk dapat menerima perasaan, kebiasaan-kebiasaan, atau keyakinan yang berbeda dengan dirinya.
Truthfulness. Kejujuran. Menyatakan kebenaran. Untuk mendapatkan kepercayaan maka kualitas personal yang dibutuhkan adalah kejujuran.

Sang Pemenang yang memiliki karakter The Flower of Character, merupakan kualitas Sang Pemenang Sejati. Sang Pemenang yang kesuksesannya memberi manfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat luas.

Catatan
  • Terima kasih Anda sudah menyempatkan waktu membaca artikel ini. Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat silahkan berbagi dengan keluarga dan teman Anda, atau berikan komentar pada kotak yang telah disediakan.
  • Bila Anda ingin secara otomatis mendapat artikel-artikel terbaru dari blog ini di email Anda, silahkan klik “Joining this site” pada bagian kanan atas tampilan blog.    

Selasa, 14 Februari 2012

Ketika Naluri Sang Pendaki Melemah: Cerita Tentang Whitney Houston



Minggu pagi di Jakarta, 12 Pebruari 2012, sebuah pesan BlackBerry Messenger masuk. Isinya, Whitney Houston meninggal! Whitney Houston, salah satu penyanyi pop tersukses, satu dari segelintir pemilik suara indah yang pernah ada di bumi ini telah tiada. Penyanyi yang memiliki jangkauan suara hingga 5 oktaf itu, dinyatakan meninggal pada hari Sabtu, 11 Pebruari 2012 sore waktu setempat pada usia 48 tahun, di kamar hotelnya, lantai 4, Hotel Beverly Hilton, California, Amerika Serikat. Berita kematiannya segera menjadi trending topic. Hampir 2.5 juta tweet di Twitter dalam satu jam setelah kabar kematiannya terdengar. Saat artikel ini ditulis, ketika saya googling “Whitney Houston news 2012” maka muncul sekitar 2,4 milyar tautan (link)!!. Guiness World Records mencatat dirinya sebagai penyanyi yang paling banyak meraih penghargaan sepanjang karirnya, antara lain; 2 Emmy Award, 6 Grammy Award, 30 Billboard Music Award, 22 American Music Award. Dan telah membukukan penjualan yang mencapai 170 juta copy. Whitney merupakan satu-satunya artis yang 7 kali berturut-turut menempati posisi teratas di Billboard Hot 100, dengan hitsnya Saving All My Love For You, How Will I Know, Greatest Love of All, I Wanna Dance With Somebody (Who Loves Me), Didn’t We Almost Have It All, So Emotional, dan Where Do Broken Hearts Go. Prestasi itu mematahkan rekor The Beatles dan Bee Gees. Hingga pertengahan tahun 1990-an cerita tentang Whitney adalah cerita tentang kesuksesan seorang wanita kulit berwarna di negeri Paman Sam. Sayangnya, kematiannya terjadi di titik nadir karirnya. Dan ironisnya, sementara jenazahnya sedang diperiksa, di lantai dasar hotel tempat dia menginap sedang berlangsung pesta gala menghormati Clive Davis, sosok yang meroketkan nama Whitney Houston di panggung musik internasional, dan Whitney dijadualkan tampil menyanyi dalam acara pesta gala itu, yang diadakan dalam rangka menyambut malam penganugerahan Grammy Award. Whitney juga tercatat sebagai salah undangan dalam acara Grammy Award ke-54 di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat pada hari minggunya. Whitney adalah sosok Sang Pendaki (The Climber), yang telah mencapai “puncak-puncak gunung tertinggi”. Namun, naluri pendakinya melemah sehingga tidak mampu bertahan menghadapi kondisi sulit yang terjadi dalam pernikahannya, yang selanjutnya menyebar ke segala sendi-sendi kehidupannya, dan akhirnya gugur secara tragis.

Whitney Elizabeth Houston, lahir di Newark, New Jersey, Amerika Serikat pada 9 Agustus 1963. Lahir dari keluarga pemusik. Ibunya, Cissy Houston adalah penyanyi gospel terkenal. Dionne Warwick adalah sepupunya. Sedangkan Aretha Franklin adalah ibu baptisnya. Mereka semua sangat mendukung karir musik Whitney. Whitney mulai menyanyi sejak usia sebelas tahun, sebagai penyanyi gereja New Hope Baptist di Newark, New Jersey, Amerika Serikat. Dia sering menemani ibunya menyanyi di klub malam, bahkan kadang-kadang menyanyi bersama ibunya. Sejak awal dia sudah menemukan passion-nya di dunia musik. Dia menjadi vokal latar untuk beberapa nama besar, seperti Chaka Khan dan Jermaine Jackson. Tahun 1983, Whitney menemukan golden moment saat Clive Davis, pimpinan Arista Records, atas saran Gary Griffith melihatnya menyanyi. Clive Davis sangat terkesan dengan suara Whitney, dan hasilnya Whitney mendapat tawaran kontrak rekaman.

Album pertama, “Whitney Houston” dirilis pada Pebruari 1985. Sesuai dengan keyakinan Clive Davis, album tersebut meraup sukses luar biasa, terjual sebanyak 25 juta copy! Tahun 1986, Whitney meraih impian setiap penyanyi, Grammy Award sebagai Best Female Pop Vocal Performance untuk lagu Saving All My Love For You”. Album kedua, “Whitney” dirilis Juni 1987, dan kembali sukses, terjual 20 juta copy. Tahun 1988 pada Grammy Award ke-30, Whitney Houston kembali meraih penghargaan sebagai Best Female Pop Vocal Performance untuk lagu I Wanna Dance With Somebody (Who Loves Me)”. Penghargaan American Music Award berturut-turut dia raih pada tahun 1988 dan 1989. Majalah Forbes menempatkan Whitney Houston pada daftar artis dengan penghasilan ketiga terbesar, di belakang Bill Cosby dan Eddy Murphy. Whitney, merupakan satu dari sedikit artis yang mendapatkan kesempatan tampil menyanyikan theme song pada perhelatan akbar olah raga sedunia. Dia menyanyikan single One Moment In Time” pada acara Olimpiade tahun 1988. Nopember 1990, album ketiga berjudul “I’m Your Baby Tonight” dirilis. Total penjualan mencapai 12 juta copy. Tahun 1989, dalam acara Soul Train Music Award, Whitney bertemu dengan penyanyi R&B, Bobby Brown. Tiga tahun kemudian, pada 18 Juli 1992 mereka menikah. Dan 4 Maret 1993 Whitney Houston melahirkan anak satu-satunya, Bobbi Kristina Houston Brown.
 
Tahun 1992, Whitney mulai terjun sebagai artis film. Di film pertamanya, “Bodyguard”, dia bermain bersama aktor peraih Oscar, Kevin Costner. Film tersebut sukses luar biasa, mencapai box office, dan meraup pendapatan kotor mencapai USD410 juta. Demikian pula soundtrack filmnya, “I Will Always Love You” bertengger di puncak Billboard Hot 100 selama 14 minggu. Single tersebut mencatat 4x platinum oleh RIAA (Recording Industry Association of America), dan tercatat sebagai penyanyi wanita pertama dengan prestasi seperti itu sepanjang sejarah RIAA dan merupakan best-selling single artis wanita di Amerika Serikat, menduduki ranking pertama di hampir seluruh negara dan terjual 12 juta copy, dan albumnya terjual sebayak 44 juta copy.
Tahun 1994, Whitney meraih tiga penghargaan Grammy Award, yaitu Best Female Pop Vocal Performance untuk lagu “I Will Always Love You”, Album of The Year, dan Record of The Year. Whitney juga mendapat 8 trofi American Music Award di tahun yang sama, dan sederet penghargaan lainnya. Sukses tour konsernya, “The Bodyguard World Tour” (1983-1984) menempatkan Whitney Houston sebagai entertainer wanita dengan penghasilan ketiga terbesar di belakang Oprah Winfrey dan Barbra Streisand menurut majalah Forbes. Majalah Premier menobatkannya sebagai satu dari 100 orang berpengaruh di Hollywood. Masa itu merupakan masa-masa puncak kesuksesan Whitney Houston.

Film kedua Whitney, “Waiting to Exhale” yang dirilis tahun 1995 walaupun tidak sesukses “Bodyguard”, tetapi masih meraup penghasilan kotor USD81 juta. Soundtrack-nya terjual 7 juta copy. Setahun berikutnya, film “The Preacher’s Wife” dirilis, dan hanya mendapat penghasilan kotor sebesar USD50 juta.

Album keempat Whitney, “My Love Is Your Love”, yang dirilis Nopember 1998 hanya mampu mencapai posisi ke-13 pada Billboard 200, dan hanya terjual 7 juta copy. Mei 2000 album kelimanya, “Whitney: The Greatest Hits” dirilis, dan terjual 10 juta copy.

Bintang Whitney Houston mulai memudar di akhir 1990-an. Whitney mulai berubah. Dia sering terlambat hadir di acara interview, sesi pemotretan, ketidakdisiplinan waktu latihan, membatalkan konser ataupun jadual talk-show. Berat badanya menyusut. Rumor berkembang bahwa Whitney mengkonsumsi narkoba bersama suaminya, Bobby Brown. Maret 2000, Whitney dijadualkan tampil di acara Rock & Roll Hall of Fame, tetapi dia tidak muncul. Tidak lama setelah itu, Whitney mendapat kesempatan lagi untuk tampil di acara Academy Award, tetapi dia diminta mundur oleh music director, Burt Bacharach, karena membawa keinginannya sendiri. Agustus 2001, Whitney memperbarui kontrak dengan Arista/BMG senilai USD100 juta untuk 6 album, termasuk tampil pada acara “Michael Jackson: 30th Anniversary Special”. Tetapi, lagi-lagi dia tidak muncul.

Desember 2002, Whitney bersama Bobby Brown merilis album “Just Whitney”, yang hanya terjual 3 juta copy. Tahun berikutnya, dia merilis album natal “One Wish: Holiday Album”. Namun, harapannya tidak tercapai. Album tersebut hanya mendapat predikat Gold. September 2004, kembali dengan Clive Davis, sosok yang pernah meroketkan namanya. Dan sepakat untuk menjalin kerjasama lagi. Sementara kehidupan rumah tangga Whitney dan Bobby, yang coba dipertahankan setelah berjalan selama 15 tahun, akhirnya kandas. Tanggal 24 April 2007, mereka resmi bercerai.

Upaya rebound atas karirnya dilakukan pada Agustus 2009 dengan merilis album “I Look to You”, dengan single “I Look to You” dan “Million Dollar Bill”. September 2009, Whitney membuat pengakuan di acara Oprah Winfrey bahwa dia adalah pecandu narkoba bersama suaminya, Bobby Brown. Mengkonsumsi narkoba merupakan hal yang biasa baginya setelah premier filmnya “The Preacher’s Wife” di tahun 1996. “Saya tidak menyukai masa-masa itu. Saya kehilangan diri saya”, tutur Whitney kepada Oprah. Pengakuan Whitney mendapat simpati luas. Album tersebut menduduki puncak tangga Billboard 200. Hingga Desember 2009 penjualan albumnya telah menembus angka 1 juta copy. Untuk mendorong promosi albumnya diadakan tour konser “Nothing But Love World Tour”. Namun, tour konser itu tidak menuai sukses. Whitney sering membatalkan jadual konser. Para penggemarnya mengkritisi bahwa kualitas suara Whitney sudah menurun. Whiney sering tidak berhasil mencapai nada tinggi. Alih-alih sukses, tour tersebut malah menuai publikasi negatif. May 2011, Whitney masuk pusat rehabilitasi atas ketergantungannya kepada narkoba dan alkohol.

Kini, Whitney Houston telah pergi untuk selamanya. Dunia kehilangan seorang penyanyi, penulis lagu, aktris, model, produser film dan rekaman yang pernah menorehkan tinta emas dalam perjalanan karirnya. Namun, sayangnya harus berakhir pada kondisi yang menjadi anti-klimaks. Karirnya mulai menurun sejak ia menemui berbagai masalah dalam hidup pernikahannya bersama Bobby Brown. Naluri sebagai seorang “pendaki” melemah, Whitney melepaskan kendali atas kondisi sulit yang dia hadapi sehingga kondisi sulit yang mengendalikan dia. Whitney lebih memilih narkoba dan alkohol sebagai pelarian. Situasi menjadi semakin memburuk saat dia membiarkan kondisi sulit itu merasuki sendi-sendi kehidupan lainnya.

Selamat jalan Whitney Houston.

Kamis, 09 Februari 2012

Cintailah Apa Yang Anda Kerjakan


“Satu-satunya jalan untuk melakukan pekerjaan besar adalah dengan mencintai apa yang Anda kerjakan” – Steve Jobs, Mantan CEO Apple

Pada artikel sebelumnya, “Pilih Mana: Anda Mengejar Uang atau Uang Mengejar Anda”, saya bercerita bagaimana (alm) Pak Budi, pendiri dan pemilik grup perusahaan yang awalnya bergerak di bisnis alat tulis dan kantor (ATK), alih-alih mengejar uang beliau membuat uang mengejar dia sehingga dari seorang anak muda yang tidak punya apa-apa bertumbuh menjadi pemilik sebuah toko ATK di Medan. Artikel kali ini masih bercerita mengenai beliau, bagaimana dari sebuah toko ATK di Medan menjelma menjadi sebuah pedagang grosir produk ATK yang disegani di Jakarta, yang kelak bermetaformosa menjadi cikal bakal grup perusahaan yang merambah ke berbagai bidang usaha. Cerita mengenai Pak Budi ini bersumber pada hasil wawancara saya di tahun 1999, semasa beliau masih hidup.

Menjelang akhir tahun 1960-an, Pak Budi memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Ruko dua lantai yang menjadi toko ATK di Medan dijualnya dan hanya cukup untuk membeli sepetak kios di Kongsi Besar, Jakarta. Dia memutuskan untuk mengadu peruntungan sebagai pedagang grosir produk ATK, dan berkompetisi langsung dengan pedagang-pedagang grosir ATK yang sudah lama eksis. Suatu keputusan yang sangat berani, mengingat beliau membuka toko grosir tanpa punya satupun pelanggan. Beliau mulai dari nol. Saat itu beliau dibantu oleh seorang adik, istri dan beberapa karyawan. Keputusan mengadu nasib ke Jakarta bagi Pak Budi adalah point of no return, sehingga dia harus mengerahkan segala daya agar bisa menaklukkan Jakarta. Tantangannya adalah jelas, bagaimana dia bisa mendapatkan pembeli. Agar pembeli mau kembali membeli di tokonya, kepuasan pembeli menjadi syarat mutlak, sehingga pembeli menjadi pelanggan, yang selanjutnya menjadi pelanggan yang loyal. Pak Budi adalah seorang yang visioner. Walaupun dia hanya lulusan SMA dan tidak pernah belajar ilmu marketing ataupun service marketing, tetapi dia sudah mempraktekkan konsep kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dan itu terjadi di akhir 1960-an, dimana pada masa itu belum banyak perusahaan besar sekalipun yang menaruh perhatian tinggi pada kepuasan pelanggan. Konsep kepuasan pelanggan diterjemahkan oleh Pak Budi menjadi dua program utama, yaitu jaminan kualitas barang yang baik dengan harga termurah, dan tambahan jasa layanan pengepakan dan pengantaran barang belanjaan pelanggan ke ekspedisi untuk dikirim ke alamat pelanggan di luar kota.       

Pada masa itu, banyak pedagang-pedagang dari luar Jakarta ketika kulakan (membeli barang dagangan) menghabiskan waktu beberapa hari di Jakarta. Dan sering terjadi, membeli barang tertentu di toko A, barang lainnya di toko B, toko C, dan seterusnya. Kemudian barang-barang belanjaan dijadikan satu untuk di-packing dan dikirim ke alamat si pedagang dari luar kota itu. Untuk packing dan pengiriman pedagang dari luar kota akan meminta bantuan salah satu toko grosir, dan toko grosir tersebut membebankan biaya pengepakan. Praktek seperti itu lazim dilakukan toko-toko grosir. Pedagang dari luar Jakarta tidak perlu repot-repot melakukan pengepakan dan pengiriman barang, dan sebagai imbalannya membayar sejumlah uang kepada toko grosir yang telah membantunya. Namun, Pak Budi memberikan jasa layanan tambahan tersebut secara gratis. Dia sendiri yang akan menyiapkan barang-barang pesanan pelanggan, mengepaknya dan mengantarnya ke ekspedisi. Dia lakukan itu selepas tokonya tutup, sehingga terkadang pekerjaannya baru selesai larut malam. Namun, beliau sangat menikmati pekerjaannya sehingga hal tersebut tidak dirasakan sebagai beban. Program tersebut menjadi daya tarik bagi pedagang luar Jakarta yang merasa senang berbelanja di toko Pak Budi.

Demikian pula dengan program jaminan harga termurah yang bukan sekedar iming-iming, tetapi benar-benar diterapkan tanpa kompromi. Sepanjang barang yang dimaksud sama persis maka jika ada toko lain yang bisa menjual dengan harga lebih murah dari harga jugal Pak Budi, beliau akan langsung mengganti selisih harganya. Pernah terjadi, pada suatu hari seorang pelanggan dari suatu kota di Jawa Tengah membeli barang di toko Pak Budi, dan seperti biasanya minta barangnya dikirim ke alamat pelanggan itu. Keesokan harinya, pelanggan itu kembali ke toko Pak Budi dan komplain bahwa harga jual di toko lain lebih murah. Berhubung barang yang dibeli pelanggan sudah dikirim ke alamat pelanggan, maka Pak Budi memberi solusi yang sederhana kepada pelanggannya. Beliau meminta pelanggan itu membeli barang yang sama ke toko yang memberikan harga lebih murah, dengan jumlah yang sama seperti yang kemarin dibeli ditokonya, dan kemudian diberikan kepada Pak Budi dan seluruh uang si pelanggan dikembalikan. Program jaminan harga termurah, selain membangun kepercayaan pelanggan, juga memberikan manfaat ganda kepada Pak Budi. Selain membangun kepercayaan pelanggan, yang berujung pada loyalitas pelanggan, Pak Budi juga dapat memantau harga jual di toko lain melalui pelanggan, yang aktif membandingkan harga jual Pak Budi dengan toko-toko lainnya. Dalam tempo singkat, hanya perlu beberapa tahun saja, Pak Budi telah memiliki basis pelanggan loyal yang banyak. Tokonya tidak hanya menjadi tujuan para pedagang yang berbelanja, tetapi juga para produsen produk-produk ATK yang meminta beliau menjadi agen tunggal di Indonesia. Salah satunya adalah produsen produk ATK terkenal dari Jerman, yang produknya antara lain pensil hitam berwarna biru dan karet penghapus. Bahkan, kemudian mereka membentuk perusahaan patungan (joint-venture) untuk memproduksi pensil itu di Indonesia.

Pak Budi sadar bahwa sebagai toko grosir, yang sifatnya pasif (menunggu pelanggan), dia hanya bisa menjual produk-produk yang termasuk hot-item (produk-produk yang dicari konsumen). Padahal, sebagai agen tunggal pemegang merek tanggung jawab Pak Budi adalah seluruh rangkaian produk yang diproduksi oleh produsen. Dan jumlah merek produk ATK yang dipegang oleh Pak Budi saat itu sudah cukup banyak. Pemikiran itu membuat Pak Budi memutuskan untuk mendirikan perusahaan distribusi, yang bisa secara aktif memasarkan tidak hanya hot items tetapi juga item-item lainnya. Tahun 1974, saat dimana Pak Budi membidani kelahiran sebuah perusahaan distribusi produk-produk ATK dan peralatan kantor, yang mejadi cikal bakal sebuah grup perusahaan. Dari sebuah toko grosir, yang bersifat pasif, bermetaformosa menjadi sebuah perusahaan distribusi yang bersifat aktif.                       

Pak Budi mampu berpikir sejauh itu karena beliau mencintai apa yang dikerjakannya. Dengan mencintai apa yang Anda kerjakan, maka Anda memiliki sumber energi, yang tidak ada habisnya untuk melakukan pekerjaan dengan kesungguhan hati. Kesuksesan adalah buah dari pekerjaan yang dilakukan dengan kesungguhan hati, dan uang dengan sendirinya akan mengejar Anda.