Minggu, 08 Januari 2012

Satu Mitos Kesuksesan Dipatahkan (Lagi): Cerita Tentang Kiat Esemka


Banyak mitos tentang kesuksesan yang salah. Salah satunya adalah mitos usia. Sebagian orang masih meyakini bahwa kesuksesan bukanlah milik mereka yang berusia muda. Padahal sudah banyak contoh keberhasilan yang dicapai oleh mereka yang muda-muda. Farah Gray dari Amerika Serikat adalah milyuner yang mencapai penghasilan satu juta dollar (Amerika)-nya pada usia empat belas tahun. Di Indonesia ada Merry Riana, yang mencapai penghasilan sejuta dollar di usianya yang ke-26. Siswa-siswi Indonesia yang masih duduk di bangku SMP dan SMA terus berjaya di ajang Olimpiade Sains Internasional (OSI). Pada periode 1993-2010 tercatat ada empat belas ajang olimpiade yang diikuti siswa-siswi Indonesia dan mereka telah menyumbang 58 emas, 96 perak dan 165 perunggu (Kompas, Rabu, 4 Januari 2012). Di bidang lainnya pun tidak kalah banyaknya mereka yang muda sudah menorehkan tinta emas dalam kehidupannya.

Kali ini saya akan menambahkan satu lagi prestasi anak muda Indonesia, yaitu siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2, SMK Warga, dan SMK Negeri 5 Solo, Jawa Tengah, di bawah binaan bengkel mobil Kiat Motor, Klaten Jawa Tengah, yang berhasil merakit mobil yang diberi nama Kiat Esemka, yang menjadi berita populer di awal tahun 2012. Prestasi itu sangat membanggakan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh, dan Menteri Perindustrian MS Hidayat memberikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan siswa-siswa SMK tersebut. Bahkan, Wali Kota Solo Joko Widodo (yang lebih akrab dipanggil Jokowi) dan Wakil Wali Kota FX Hadi Rudyatmo langsung membeli dan mencanangkan pemakaian mobil Kiat Esemka, yang kandungan lokalnya mencapai 80%, jenis sport utility vehicle (SUV) sebagai mobil dinas mereka. Mobil dinas Wali Kota Solo Joko Widodo adalah Toyota Camry tahun 2002. Bahkan, tidak cukup dengan cara memakai Kiat Esemka sebagai mobil dinas, dukungan Wali Kota Solo Jokowi lebih jauh lagi menyiapkan rencana bisnis untuk produksi massal mobil Kiat Esemka. Berita keberhasilan siswa-siswa SMK di Solo merakit mobil Kiat Esemka tersebut menjadi berita nasional. Bangsa Indonesia menjadi sentimentil ketika bicara tentang mobil nasional, karena itu merupakan cita-cita yang sudah menjadi mimpi.

Keberhasilan para siswa SMK itu merupakan prestasi kolektif, karena proses pembuatan sebuah mobil melibatkan banyak pihak, sinergi dan harmoni menjadi titik kritikal. Tidak kurang 15 SMK dari sejumlah daerah, seperti Malang dan Kediri di Jawa Timur, Magelang (Jawa Tengah), dan Jakarta,  terlibat dalam proses pembuatan mobil Kiat Esemka. Para siswa SMK itu, sebelumnya bukanlah siapa-siapa karena mereka hanya pelajar, tapi hasrat mereka yang mengebu-gebu untuk belajar dengan tekun dan secara disiplin mengikuti bimbingan para guru itulah yang memungkinkan potensi mereka teroptimalisasi. Selain hal itu, kerjasama juga merupakan faktor penting. Maksudnya, kesuksesan itu tidak didapat hanya oleh diri sendiri, tetapi membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan orang lain. Dengan kata lain, perluaslah jaringan (networking) Anda. Anda tidak pernah tahu kapan membutuhkan bantuan dari seorang teman, tetapi manakala membutuhkan Anda tahu harus kemana.        

Adalah Joko Widodo, yang melihat keberhasilan para siswa SMK merakit mobil dengan bimbingan Sukiyat, pemilik bengkel Kiat Motor di Klaten Jawa Tengah, adalah suatu langkah penting yang harus segera ditindaklanjuti dalam membangun industri mobil nasional yang dapat meningkatkan perekonomian lokal. Langkah yang tidak mudah, sekalipun yang mendukung Kiat Esemka semakin banyak. Konon, politisi dan artis juga sudah memesan mobil tersebut, antara lain; Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie, Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Fauzi Bowo, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Anggota DPR Roy Suryo, Guruh Soekarno Putra, Puan Maharani, Tjahyo Kumolo, Aria Bima, Pelawak Ginanjar, Sutradara Garin Nugroho, dan penyanyi Afgan Syah Reza. Selain dukungan yang luas, reaksi sinis pun muncul antara lain dari Wali Kota Semarang Soemarmo, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Sampai-sampai Wali Kota Semarang mengatakan kalau Joko Widodo jangan narsis. Terlepas dari topik politik, saya sendiri kebetulan pada suatu masa memiliki kesempatan mengenal lebih jauh Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo secara lebih dekat. Apa yang saya lihat, maupun yang saya dengar dari kerabat yang sangat mengenal mereka berdua, demikian juga hasil bincang-bincang saya dengan tukang becak, sopir taxi di Solo, mereka sangat jauh dari kesan mencari perhatian (narsis). Dukungan banyak pihak dan rakyat kota Solo ditunjukkan pada kemenangan mutlak (lebih dari 90% suara) pasangan tersebut dalam pemilihan umum daerah untuk memimpin kota Solo, Jawa Tengah kedua kalinya.

Perjalanan karya anak-anak muda Indonesia dalam hal mobil rakitan sendiri masih panjang. Persoalan ijin, uji kelayakan emisi, dan serangkaian ijin lainnya. Demikian pula rencana produksi massal mobil Kiat Esemka. Itulah perjalanan Sang Pemenang, sukses bukanlah tujuan melainkan suatu perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar