Kamis, 24 November 2011

Pekerjaan Anda Bukanlah Tujuan


Sering sekali saat saya meneliti rekam jejak pelamar kerja melalui daftar riwayat hidup yang dikirim bersama dengan surat lamaran kerjanya, saya menemukan ternyata sejak pertama kali bekerja hingga saat itu pelamar tersebut telah bekerja di beberapa perusahaan yang berbeda hanya dalam hitungan tahun. Pelamar tersebut hanya bertahan di satu perusahaan kurang dari setahun, bahkan ada yang hanya sekitar tiga bulan.
Apa yang terjadi? Ada dua kemungkinan, pertama perusahaan-perusahaan dimana dia pernah bekerja merasa bahwa orang itu tidak mampu bekerja sehingga terpaksa perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan orang tersebut. Atau, yang kedua adalah bahwa memang sesungguhnya orang tersebut tidak pernah bisa merasa nyaman bekerja di perusahaan tersebut. Sesekali saya ingin tahu lebih dalam sesungguhnya apa yang terjadi dengan memanggil pelamar tersebut, barangkali ada justifikasi yang dapat saya lakukan setelah mendengar langsung dari yang bersangkutan karena sesungguhnya saya melihat pelamar tersebut punya potensi untuk berkembang. Ternyata jawaban yang saya dapatkan beragam, antara lain tidak betah, mau cari pengalaman lain, ada tawaran (gaji) yang lebih baik, diajak teman pindah ke perusahaan lain. Ketika saya tanyakan lebih lanjut kenapa tidak betah maka jawaban yang muncul adalah, antara lain jarak dari rumah ke tempat kerja terlalu jauh, atasan pilih kasih, kerjanya terlalu melelahkan, kerjanya terlalu membosankan, teman-teman kerjanya ga asyik, dan lain-lain alasan yang intinya adalah menyalahkan keadaan atau pihak-pihak di luar dirinya sendiri.
Jawaban-jawaban tersebut sungguh sulit dimengerti, mengingat saat interview begitu berharap dapat diterima. Namun, setelah diterima dengan mudah memutuskan keluar sementara di luar sana masih banyak yang menganggur. Analisis mendalam saya menyimpulkan bahwa mengapa orang tersebut bertindak seperti itu tidak lain dan tidak bukan karena ketiadaan tujuan yang jelas untuk apa bekerja. Temukan tujuan Anda dengan jelas. Tujuan yang jelas akan membantu Anda bekerja lebih serius. Anda dapat menetapkan tujuan Anda dengan merenung dan menggali sumber motivasi Anda. Sumber motivasi Anda dapat digali dari beberapa dimensi, antara lain, dimensi intelektual, dimensi rohani, dimensi keluarga. Dimensi intelektual bisa mencakup pengetahuan ataupun ketrampilan. Dimensi rohani mungkin Anda ingin melakukan perjalanan ibadah, atau kepuasan karena mendapat kesempatan menerapkan apa yang sudah Anda pelajari di bangku sekolah. Dimensi keluarga, misalnya anak, orangtua, atau adik atau lainnya. Dari sana tetapkan tujuan yang ingin Anda capai secara lebih spresifik apa dan kapan hal tersebut Anda ingin capai, lalu berusahalah mencapai itu melalui pekerjaan Anda. Gunakan pekerjaan yang Anda dapatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan Anda. Perlu dicamkan bahwa pekerjaan Anda bukanlah tujuan, melainkan sarana bagi pencapaian tujuan Anda.
Jika Anda memiliki pandangan seperti itu, yaitu pekerjaan yang Anda lakukan merupakan sarana mencapai tujuan-tujuan Anda maka niscaya Anda akan lebih menikmati pekerjaan Anda apapun itu. Ketika dulu saya sudah memiliki rencana yang matang untuk menikah terjadi suatu keadaan yang tidak terduga. Saat itu kami sudah menetapkan tanggal pernikahan. Persiapan sudah benar-benar matang, termasuk mengambil rumah sederhana dengan cara kredit. Namun, di perusahaan dimana saya bekerja terjadi perpecahan antar pemilik dan situasi memburuk tanpa ada kejelasan nasib bagi karyawan, termasuk saya tentunya. Tentu saja saya harus memiliki pekerjaan baru. Singkat kata, saya berhasil mendapatkan pekerjaan baru dengan kondisi yang lebih baik. Tetapi, ada satu rekan kerja sejak hari pertama saya bekerja di tempat baru selalu menceritakan keburukan-keburukan perusahaan. Dia selalu menceritakan kekecewaannya dan sesumbar sedang mencari kesempatan di perusahaan baru. Bayangkan, sangat logis jika saat itu kemudian saya mengikuti jejak dia karena dia sudah bekerja beberapa tahun sebelumnya. Tapi, itu tidak saya lakukan karena saya punya motivasi kuat bahwa harus punya pekerjaan dan penghasilan agar pernikahan saya yang tinggal enam bulan dapat terwujud dan setelah pernikahan tidak diisi dengan pertengkaran-pertengkaran hanya gara-gara masalah kebutuhan materi yang tidak terpenuhi. Saya terus bekerja dengan kesungguhan. Dan Anda tahu, ternyata rekan kerja saya walaupun setiap bertemu masih saja terus mengeluh tapi dia sendiri juga tidak pernah pindah kemana-mana.
Temukan tujuan Anda, nyatakan dengan jelas dan spesifik, tetapkan tenggat waktu untuk mencapai tujuan tersebut, dan pandanglah bahwa pekerjaan Anda adalah sarana untuk mencapai pekerjaan tersebut maka Anda akan lebih menikmati pekerjaan Anda. Jika Anda menikmati pekerjaan Anda, niscaya Anda akan memandang kesulitan-kesulitan, suasana yang kurang menyenangkan dan kendala-kendala lain sebagai sesuatu yang harus diatasi. Dan, buahnya akan terasa manis terhadap perjalanan karir Anda, uang dan jabatan akan mengikuti keberhasilan Anda. 

1 komentar: