Senin, 28 November 2011

Hanya Perlu Satu Kesempatan


Banyak orang mengatakan suatu kesempatan yang muncul begitu saja adalah suatu keberuntungan, suatu kebetulan yang membawa berkah. Kesempatan bukanlah suatu hasil dari usaha kita, tetapi merupakan faktor eksternal. Dalam beberapa hal saya sependapat bahwa kesempatan adalah faktor eksternal. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini bukanlah suatu kebetulan, semua ada maksudnya. Segala sesuatu terjadi demikian adalah atas perkenan-NYA. Apakah kesempatan itu adalah suatu keberuntungan? Bagi saya, kesempatan yang muncul bukanlah keberuntungan. Jika kita tidak siap meraih kesempatan yang muncul maka kesempatan itu tidak akan menjadi keberuntungan justru dalam hal tertentu bisa menjadi malapetaka. Jadi, bagi Sang Pemenang, fokus utamanya adalah bagaimana bisa menangkap kesempatan yang muncul dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya itulah yang lebih penting. Bagi banyak pemenang, apakah itu pribadi-pribadi maupun perusahaan, kesempatan adalah suatu pintu masuk untuk keluar menjadi pemenang.
Ada banyak contoh dari jaman dahulu hingga saat ini, bagi sang pemenang hanya perlu satu kesempatan baik untuk maju sebagai pemenang. Salah satu contoh adalah Javier Colon pemenang juara pertama lomba menyanyi yang diadakan stasiun televisi NBC, yaitu The Voice (di Indonesia acara tersebut dapat ditonton di saluran televisi berbayar yang disiarkan oleh AXN). Sebelum Javier mengikuti ajang The Voice sesungguhnya dia sudah menjadi seorang musisi, seorang penyanyi dan penulis lagu.  Ayah dua anak yang lahir 33 tahun yang lalu itu memulai karir di dunia musik sekitar tahun 2000-an. Pada tahun 2002 dia mendapat kontrak rekaman dengan Capitol Records, namun albumnya kurang sukses dan pada tahun 2006 kontraknya diputus oleh Capitol. Dan selanjutnya perjalanan karir Javier biasa-biasa saja tanpa prestasi yang menggembirakan. Hingga pada akhirnya dia mengikuti acara The Voice pada tahun 2011. Momen yang pastinya sangat bersejarah bagi dia adalah momen yang terjadi pada malam blind auditions (audisi buta, dimana para juri duduk membelakangi peserta audisi dan hanya mendengar alunan suara dari kontestan tanpa melihat penampilannya), pada tanggal 26 April 2011 dimana keempat juri, yaitu Adam Levine (vokalis Maroon 5), Cee-Lo Green, Black Shelton, dan Christina Aguilera) menekan tombol “I Want You” di meja masing-masing. Dengan kata lain semua juri menginginkan Javier masuk sebagai anggota tim mereka. Sejak itu nama Javier mulai dikenal secara luas dan puncaknya adalah pada tanggal 29 Juli 2011 Javier berhasil mengumpulkan suara lebih banyak daripada rivalnya, yaitu Dia Frampton dan keluar sebagai Sang Pemenang dengan mengantong hadiah uang $100.000 dan kontrak rekaman dengan Universal Republic Records. Anda lihat hanya karena satu kesempatan baik, yaitu acara The Voice, Javier menikmati popularitas yang diperlukan dan tentunya bagi perkembangan karir dia. Saat tulisan ini dibuat, jika Anda “googling” nama Javier Colon maka ada 14.300.000 tautan (link) yang memuat nama dia!.
Di Indonesia sendiri juga tidak sedikit contoh. Anda masih ingat dengan Inul Daratista, yang terlahir dengan nama Ainur Rokhimah di Pasuruan, Jawa Timur, 21 Januari 1979, penyanyi dangdut yang sekitar delapan tahun yang lalu terkenal dengan julukan Ratu Ngebor. Sebelum Inul menjadi sangat terkenal, sesungguhnya dia sudah menjadi penyanyi dangdut, walaupun dia hanya manggung dari kampung ke kampung. Untuk ukuran kampung nama Inul sudah terkenal namun kehidupannya biasa-biasa saja. Nasibnya berubah drastis ketika rekaman goyang ngebor di salah satu pertunjukannya direkam dan beredar luas sehingga namanya mulai terkenal ke seantero Indonesia. Media elektronik dan cetak tidak henti-hentinya memuat berita mengenai Inul. Sejalan dengan ketenaran Inul maka berbagai tawaran pun menghampiri dia, wawancara, rekaman, bintang iklan, bintang film, maupun sinetron. Banyak pengamat pun mengulas tentang fenomena inul. Hidup Inul berubah seratus delapan puluh derajat. Derajatnya terangkat dan sudah pasti dilimpahi materi sebagai bonusnya.
Dari dua contoh di atas, kita melihat bahwa hanya perlu satu kesempatan untuk mengubah kehidupan yang biasa-biasa menjadi kehidupan yang berbeda, dan itu menuntut kesiapan kita setiap saat. Jika kita tidak siap, maka kesempatan akan lewat begitu saja. Dan perlu disadari bahwa bagi Sang Pemenang kesuksesan bukanlah tujuan tetapi suatu perjalanan, setiap kesuksesan harus diikuti dengan kesuksesan lainnya. Sama seperti naik sepeda, Anda harus terus mengayuh sepeda untuk terus dapat bergerak dan maju. Ketika Anda berhenti mengayuh atau Anda lengah bisa saja Anda menabrak tembok atau terjatuh. Sama seperti Inul, dia sadar maka kemudian uang yang saat itu berlimpah digunakan untuk membangun bisnis hiburan rumah karaoke Inul Vizta. Apakah perjalanan Javier dan Inul sudah selesai. Tidak, perjalanan Sang Pemenang tidak akan pernah berhenti, Sang Pemenang akan terus mendaki dan menaklukan gunung kesulitan untuk kemudian keluar sebagai Sang Pemenang, hingga saatnya Tuhan memanggil pulang.

1 komentar: