Sabtu, 26 November 2011

Kesempatan Tidak Pernah Menunggu


Ketika hari-hari pertama kuliah, saya sudah dihadapkan dengan suatu tantangan. Saya harus mencari uang sendiri untuk kebutuhan kuliah sehari-hari, buku-buku dan keperluan lainnya. Alih-alih mengeluh dan meratap saya mulai berpikir apa yang harus saya kerjakan untuk bisa menghasilkan uang. Saya memiliki pemahaman yang kuat atas mata pelajaran Fisika dan Matematika, dan saya sudah terbiasa memberikan penjelasan di depan beberapa teman sekelas dalam kelompok belajar. Jadilah saya guru les privat khusus mata pelajaran Fisika dan Matematika. Motif saya adalah bagaimana saya bisa membiayai kuliah saya karena saya sangat ingin lulus menjadi sarjana teknik sipil. Jadi tujuan utama saya adalah mampu membiayai kuliah dengan sarana memberikan les privat.  
Pekerjaan sambilan sebagai guru les privat saat itu sudah dapat membiayai kuliah saya. Namun, sejalan dengan waktu ada kepuasan yang ‘terampas’ dengan hanya menjadi guru les privat. Walaupun cara penyelesaian soal yang saya ajarkan lebih efisien dan tidak bertele-tele namun karena guru murid les saya punya cara yang berbeda walau hasilnya sama maka tetap saja cara gurunya yang harus diikuti. Jadi untuk memuaskan ego, ketika ada kesempatan saya langsung saja menerima tawaran teman saya menggantikan dia yang saat itu menjadi guru di sebuah sekolah swasta dan akan keluar. Disini motif saya bukan semata uang tetapi kepuasan, karena uang yang saya butuhkan untuk membiayai kuliah sudah tercukupi. Dengan tujuan utama adalah ekspresi diri maka saya sangat bersemangat untuk terus meningkatkan pemahaman atas kedua mata pelajaran tersebut. Setiap minggu saya memburu buku-buku lama (umumnya karangan Belanda) yang terkait dengan kedua mata pelajaran tersebut. Jenis-jenis soal dan variasinya semua saya kerjakan. Pendek kata, yang ada di benak saya adalah bagaimana saya dapat memiliki pemahaman yang di atas rata-rata guru yang mengajar mata pelajaran yang sama, tidak hanya di sekolah dimana saya mengajar namun juga di sekolah-sekolah lain.
Mungkin Anda yang membaca tulisan saya ini merasa koq sepertinya perjalanan saya mudah-mudah saja. Sesunguhnya tidaklah demikian, apalagi dengan keterbatasan-keterbatasan yang ada saat itu. Semuanya itu dimungkinkan terjadi seperti itu karena sudah ada ‘persiapan’ sebelumnya (walaupun saat melakukannya saya tidak bermaksud itu sebagai persiapan). Saya bercita-cita ingin menjadi sarjana teknik sipil. Saya mencari tahu dan mendapatkan informsi bahwa jika ingin kuliah di fakultas teknik jurusan sipil harus memiliki pemahaman yang bagus atas pelajaran Fisika dan Matematika. Maka saya menaruh perhatian dan minat yang tinggi atas kedua mata pelajaran tersebut. Dan saya bersemangat untuk bisa maju ke depan menjelaskan kepada teman-teman dalam kelompok belajar. Tentunya sebelum saya maju ke depan menjelaskan kepada teman-teman saya harus memastikan bahwa saya memang mengerti apa yang akan saya jelaskan. Dengan kata lain saya belajar terlebih dahulu sebelum teman-teman saya belajar. Dan pada saat saya memberi penjelasan sesungguhnya saya sedang mengulang apa yang sudah saya pelajari. Dengan demikian ketika saya menjelaskan kepada teman-teman sesungguhnya saya sedang melalui suatu proses pembelajaran. Tidak heran jika hasilnya saya lebih baik dari teman-teman karena saya belajar minimal dua kali lebihnya dari teman-teman saya.
Ketika saya dihadapkan pada fakta bahwa harus bisa membiayai kuliah sendiri maka segera saja terbersit gagasan menjadi guru les privat. Dengan kata lain apa yang saya lakukan saat SMA, ketrampilan yang saya asah ternyata menjadi jalan keluar bagi permasalahan saya atas biaya kuliah. Tidak dipungkiri bahwa semuanya berawal dari suatu kesempatan, jika kesempatan tidak ada tentu sesuatu tidak terjadi sebagaimana terlihat. Namun, kesempatan itu biasanya hadir dengan tiba-tiba dan tidak pernah menunggu kita. Artinya, walaupun ada kesempatan tetapi kalau kita tidak siap maka kesempatan itu menjadi tidak berarti. Masalahnya lagi, kita tidak pernah tahu kapan kesempatan itu hadir. Jadi lakukan persiapan diri dengan tekun sehingga ketika kesempatan itu muncul Anda dapat mengambil kesempatan tersebut. Persiapan diri yang saya maksud mencakup apa saja yang bisa Anda lakukan dan sukai. Jika Anda menyukai musik dan selalu bergairah jika sedang bermain musik lakukan itu dengan tekun. Jika Anda menyukai mengoleksi perangko lakukan itu dengan tekun. Suatu saat apa yang Anda kerjakan dengan tekun pasti bermanfaat bagi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar