Jumat, 25 November 2011

Anda Perlu Memiliki Mimpi


“If you were born poor it is not your fault, but if you are dying poor  it is your fault”

(Bill Gates)

Naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali                2x
Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara                     2x   

Mungkin Anda masih ingat lagu di atas. Pertama kali saya tahu tentang lagu itu adalah saat bersekolah  di Taman Kanak Kanak (TKK). Saat itu saya tidak berpikir lain kecuali suasana gembira saat menyanyikan lagu tersebut bersama teman-teman satu kelas dan ibu guru. Coba Anda perhatikan lebih seksama. Apakah Anda menemukan “keanehan” pada lirik lagu tersebut? Naik naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali. Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara. Pertanyaannya, apakah memang anak TKK sudah sanggup naik gunung? Tentunya tidak, bukan?. Lalu apa maksud lagu tersebut diajarkan kepada anak-anak TKK? Saya mengambil kesimpulan bahwa lagu itu diajarkan kepada anak-anak TKK untuk menanamkan imajinasi, keberanian dan sukacita untuk mengambil keputusan naik ke puncak gunung. Menanamkan mimpi untuk mencapai gunung-gunung kesuksesan Anda.
Agar hidup kita bergairah maka kita perlu menetapkan suatu mimpi. Mimpi itu yang menjadi sumber energy kita. Mimpi itu yang akan menjadi acuan kita dengan menetapkan langkah-langkah untuk mencapainya. Mungkin Anda berpikir bahwa bagi Anda belum saatnya memiliki mimpi karena masih muda. Atau mungkin Anda berpikir bahwa seusia Anda sudah terlalu terlambat memiliki mimpi. Namun,  saya ingin katakan bahwa mimpi tidak ada kaitannya dengan usia. Mark Zukerberg sudah menjadi miliarder pada usia 20 tahun. Kolonel Saunders baru mulai berusaha menawarkan resep ayam goreng keluarganya kepada pemilik rumah makan pada usia 65 tahun. Jadi sekali lagi mimpi tidak ada hubungan dengan usia. Mimpi yang seperti apa yang terbaik. Semua mimpi adalah baik, terutama jika mimpi itu berkaitan dengan hobby Anda atau berhubungan dengan ketrampilan yang Anda kuasai.
Mimpi hanya menjadi sekedar mimpi jika Anda tidak menetapkan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam pewujudannya. Dalam setiap tahapan, pasti ada beberapa tujuan yang harus dicapai dan dalam setiap tujuan ada langkah-langkah untuk dijalankan. Saat saya masih duduk di kelas 1 Sekolah Menengah Atas / SMA (sekarang penyebutannya adalah SMU) saya bercita-cita menjadi seorang insinyur teknik sipil. Mahasiswa yang kuliah di Fakultas Teknik jurusan Sipil memerlukan penguasaan mata pelajaran Fisika dan Matematika. Oleh sebab itu sejak kelas 1 SMA  saya benar-benar menekuni mata pelajaran tersebut lebih dari mata pelajaran lainnya. Dan saya memang benar-benar lulus sebagai seorang insinyur teknik sipil, walaupun setelah lulus sampai sekarang saya tidak pernah bekerja di perusahaan konsultan kontruksi ataupun menjadi kontraktor.
Sebagai penutup saya ingin membagikan cerita yang saya dapatkan hampir sepuluh tahun yang lalu melalui sebuah milis. Diceritakan bahwa saat itu Tuhan menciptakan Keledai, dan kepadanya berkata “Kau akan AKU jadikan seekor Keledai. Kau akan bekerja tidak kenal lelah dari matahari terbit hingga terbenam membawa beban di atas punggungmu dan kau akan hidup selama 50 tahun”. Keledai menjawab, “Tuanku, aku akan menjadi keledai, tetapi hidup selama 50 tahun terlalu lama. Beri saja aku hidup 20 tahun”. Tuhan pun mengabulkan permintaannya. Kemudian Tuhan menciptakan anjing dan kepadanya berkata, “Kau akan AKU jadikan seekor Anjing. Kau akan menjaga rumah manusia. Kau akan menjadi teman terbaiknya. Kau akan makan sisa makanan yang diberikan kepadamu. Kau akan hidup selama 25 tahun.” Anjing menjawab, “Tuanku, aku akan menjadi seekor anjing tapi hidup selama 25 tahun terlalu lama. Beri aku cukup 10 tahun saja.”. Tuhan pun mengabulkan permintaannya. Berikutnya Tuhan menciptakan Monyet dan kepadanya berkata, “Kau akan AKU jadikan seekor Monyet. Kau akan bergelantungan dari cabang satu ke cabang lainnya melucu dan menghibur. Kau akan hidup 20 tahun.”
Monyet menjawab, “Tuanku, aku akan menjadi seekor Monyet tapi hidup selama 20 tahun terlalu lama. Beri aku cukup 10 tahun saja.” Tuhan pun mengabulkan permintaannya. Terakhir Tuhan menciptakan Manusia. “Kau akan menjadi manusia, hanya satu-satunya ciptaan yang rasional di bumi ini. Kau akan menggunakan kecerdasanmu untuk menjadi penguasa di antara semua binatang. Kau akan menguasai bumi. Kau akan hidup selama 20 tahun.” Manusia merespon, “Tuanku, berikan padaku 30 tahun yang ditolak keledai, 15 tahun yang tidak diinginkan anjing dan 10 tahun yang ditolak monyet.” Tuhan pun mengabulkan permintaannya. Kemudian sejak saat itu,Manusia hidup selama 20 tahun, lalu menikah dan menjalani hidup 30 tahun seperti keledai, bekerja dan membawa semua bebannya di pundak. Kemudian ketika anak-anaknya menikah dan meninggalkan dia, ia hidup seperti anjing, merawat rumah dan memakan apa saja yang diberikan padanya, kemudian ketika ia menjadi tua, pergi dari satu rumah anaknya ke rumah anak lainnya, melakukan lelucon untuk menghibur cucu-cucunya.
Tentunya kita tidak berharap cerita itu benar-benar terjadi dalam kehidupan kita.

1 komentar: