Margaretha Lucy (Etha) |
Di jaman kehidupan yang semakin modern, kepedulian terhadap
sesama kadangkala semakin menipis. Orang-orang lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada
kepentingan orang banyak. Namun, di daerah Cengkareng, Jakarta Barat, ada seseorang yang
sangat peduli dengan kehidupan anak-anak yatim piatu. Dia adalah Margaretha
Lucy, yang biasa disapa dengan nama Etha, Sang Pemenang.
Etha yang dilahirkan 37 tahun lalu di Flores mengalami
kehidupan yang sulit. Saat berusia delapan tahun ibunya meninggal dan saat
berusia lima belas tahun ayahnya meninggal. Saat Etha menjadi anak yatim piatu dia masih duduk di kelas dua SMP. Etha terpaksa tidak
melanjutkan sekolah karena diajak saudaranya ke Jakarta. Kehidupan di Jakarta
semakin berat, dan Etha jatuh sakit. Etha ditolong oleh seorang warga
gereja dan dititipkan di panti jompo.
Saat itu, Etha sangat
kecewa atas hidupnya. Etha merasa Tuhan sangat tidak adil. Orangtuanya
meninggal saat dia masih kecil, lalu sekarang terkapar sakit berat. Namun, Etha melihat ada
sosok perawat yang begitu sabar dan telaten merawatnya. Sehingga suatu malam Etha
memutuskan untuk mengubah pola pikirnya dan harus bisa bangkit. Akhirnya Etha
sembuh dan sebagai ungkapan sykurnya dia akan membaktikan hidupnya untuk
menolong orang-orang yang kesusahan. Apalagi sosok Mother Teresa sangat
menginspirasinya.
Kasih Tuhan yang lainnya adalah adanya seorang pengusaha
yang melihat Etha dan mengajaknya tinggal serta bekerja di perusahannya di daerah
Cengkareng. Suatu hari di tahun 1997, Etha melihat ada tiga anak kecil
berusia 6 tahun, 3 tahun dan 1 tahun sedang mengumpulkan sisa makanan dari
penjual mie. Sang kakak, mengambil sisa mie dari mangkok di dekat tempat cuci,
lalu menyuapkan ke mulut adik-adiknya. Ironisnya, para pengunjung
yang asyik makan mie tidak ada yang tergerak melihat bocah-bocah
malang itu. Etha berpikir alangkah lebih beruntungnya ia dibanding ketiga anak malang itu. Seketika itu juga
terdengar bisikan bahwa inilah saatnya untuk dia memulai pekerjaan pelayanan. Hatinya terenyuh dan
dalam hati ia berkata, “Tuhan, beri aku
kekuatan untuk menolong saudara kecilku”. Akhirnya, Etha memutuskan untuk menjadi “ibu” bagi ketiga anak jalanan
tersebut. Ternyata ibu mereka sedang dipenjara karena menculik anak orang lain
untuk dijual. Ayahnya, yang pengamen dan mempunyai dua orang istri tidak
mempedulikan mereka.
Selama dirawat di panti jompo, Etha mempunyai ketrampilan
membuat rajutan. Berbekal rajutan itu, ada beberapa orang yang membelinya dan
terkumpul uang Rp 700.000,-. Uang sebesar itu di tahun 1997 sudah lumayan
besar. Uang itu dipergunakan untuk mengontrak rumah sederhana dengan ketiga anak tersebut. Sebagian
uang dipakai untuk mengobati luka anak-anak itu karena sekujur tubuh mereka penuh koreng. Etha mengajak ketiga anak itu ke dokter. Semua dokter menolaknya dengan alasan akan membuat jijik pasien lainnya. Akhirnya ada
klinik yang bersedia mengobati dan merujuk ke rumah sakit Atmajaya. Dengan
kasih sayang akhirnya anak-anak tersebut sehat.
Etha (paling kanan belakang) bersama sebagian anak-anak asuhannya dan pengunjung |
Dalam kehidupan, ternyata Tuhan sangat luar biasa.
Saat Etha kesusahan, dia hanya bisa berdoa semoga ada orang baik yang mau
menolongnya. Doanya terjawab dengan kedatangan seseorang yang membawa bantuan
berupa kasur, beras, telor, dan lain-lain. Anak asuhnya sering mengajak
anak-anak pemulung di sekitar rumah untuk datang ke kontrakan Etha untuk menikmati makan bersama. Walaupun banyak yang makan, namun berkat
selalu ada saja. Ada “malaikat-malaikat” yang membantu sebagai donatur. Dengan
bantuan teman-teman Gereja, Etha bisa menyekolahkan anak-anak itu.
Pada awal tahun 2010 awal,
seorang pengusaha yang sangat berjiwa sosial meminjamkan rukonya di jalan Kamal Raya,
Ruko Fantas Blok U No. 25 untuk
dijadikan tempat bagi Etha melakukan aktifitasnya. Di ruko tersebut, Etha mendirikan Rumah Singgah Nuansa Kasih.
Sudah ratusan anak yang dibantunya. Saat
ini ada 47 anak yang tinggal di ruko tersebut. Setiap hari Etha sendiri
mengurus anak-anak tersebut yang berusia dua sampai dua puluh tahun.
Suka cita dalam melayani anak-anak tersebut membuat Etha
semakin bersyukur atas karunia-Nya. Etha semakin merasakan makna hidup dalam berbagi,
melihat kemuliaan Tuhan. Ia akan terus berkarya dan berusaha menjadi “Mother Teresa” kecil di
lingkungan Cengkareng, Jakarta Barat. Cita-citanya adalah untuk terus menolong
sebanyak mungkin anak yatim piatu dan anak jalanan yang hadir di Rumah Singgah
Nuansa Kasih, walau pun saat ini Etha tidak bernaung di Yayasan manapun. Etha hanya
bernaung di bawah pimpinan Tuhan. Etha
merasakan banyak suka cita dengan menolong
sesamanya.
Etha hanyalah seorang anak yatim piatu,
seorang yang hanya sekolah sampai kelas tiga SMP, seorang yang masih kekurangan. Tetapi, sesungguhnya Etha adalah Sang Pemenang yang memiliki
sifat generosity yang dominan. Sejauh
ini Etha telah membuktikan bahwa dia mampu mengatasi situasi-situasi sulit yang
dihadapi dalam hidupnya, terutama setelah kehilangan kedua orangtuanya. Tidak
hanya itu, dalam kondisi yang kekurangan Etha tetap bisa menunjukkan kepedulian yang luar biasa kepada anak-anak jalanan yang menjadi korban keadaan.
Bagaimana dengan kita, yang jauh lebih beruntung, jauh
lebih berpendidikan, jauh lebih berada.
Inilah tantangan untuk kita semua, apakah kita siap menjadi “Etha-Etha” lainnya
di kehidupan ini? Mari kita teladani Sang Pemenang kita, Etha. Dan jika Anda ingin
mengetahui lebih lanjut tentang apa yang dikerjakan oleh Etha Sang Pemenang, Anda bisa menghubunginya di 0813 1724 8926.
Salam Pemenang!
Catatan:
- Kisah di atas adalah hasil editing saya atas hasil wawancara sahabat saya, Timoteus Talip, terhadap Margaretha Lucy. Kisah ini merupakan salah satu kisah dalam buku yang kami tulis bertiga bersama seorang sahabat, Helena Abidin, yang berjudul “ANGEL & DEMON: 30 Kisah Inspiratif Sang Pemenang”, yang akan beredar akhir Pebruari 2013.
- Terima kasih Anda sudah menyempatkan waktu membaca artikel ini. Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat silahkan berbagi dengan keluarga dan teman Anda, atau berikan komentar pada kotak yang telah disediakan.
- Bila Anda ingin secara otomatis mendapat artikel-artikel terbaru dari blog ini di email Anda, silahkan klik “Join this site” pada bagian kanan atas tampilan blog.
terharu membacanya
BalasHapusBertemu malaikat2 di tengah kehidupan ygnkacau... puji Tuhan
BalasHapusBertemu malaikat2 di tengah kehidupan ygnkacau... puji Tuhan
BalasHapusAda maikat di bumu ini 🙏🏻
BalasHapus