“Keyakinan mempengaruhi
persepsi, persepsi mempengaruhi cara berpikir, cara berpikir mempengaruhi cara
bertindak, dan cara bertindak mempengaruhi hasil akhirnya.”
Konon dahulu ada seorang pemahat patung terkenal
bernama Pygmalion mendapat pesanan
dari seorang saudagar Yunani untuk membuat sebuah patung wanita dari batu
marmer yang nantinya akan ditempatkan di taman rumahnya. Segera Pygmalion mencari batu marmer yang tepat
dengan kualitas terbaik dan mulai memahat. Setiap hari Pygmalion dengan tekun dan sepenuh hati mengerjakan pesanan sang
saudagar. Hari demi hari berlalu, sedikit demi sedikit bentuk dasar patung
tersebut mulai terbentuk. Dan seiring dengan itu sedikit demi sedikit muncul
rasa sayang dan cinta dalam diri Pygmalion
terhadap patung wanita cantik yang dibentuknya. Setiap hari pada saat Pygmalion selesai bekerja dipandanginya
patung wanita itu, dan patung itu diajak berbicara layaknya dia sedang bicara
dengan seorang wanita, bukan sebuah patung. Pygmalion
tidak peduli bahwa dia hanya berbicara dengan sebuah patung ciptaannya. Pygmalion tidak peduli bahwa patung itu
hanya diam membisu mendengar dia berbicara. Pygmalion
tidak kuatir jika ada orang yang melihatnya akan menduganya dia sudah menjadi
gila. Pygmalion merasakan bahwa
patung tersebut tersenyum sangat manis dan memandangnya dengan lembut saat
mendengar dia berbicara. Dia bisa berbicara berjam-jam dengan patung itu, dan
rasa cintanya semakin bergelora. Hingga akhirnya pada sentuhan akhir dimana yang
pada awalnya hanyalah sebuah batu marmer telah menjadi sebuah patung seorang
wanita yang sangat cantik dan lembut, maka keajaibanpun terjadi. Patung wanita
tersebut benar-benar menjelma menjadi seorang wanita yang hidup, dan akhirnya
wanita cantik itu menikah dan hidup bersama Pygmalion.
Keyakinan Pygmalion mewujudkan angannya
menjadi kenyataan. Cerita di atas kemudian berkembang menjadi apa yang disebut Pygmalion
Effect. Keyakinan mempengaruhi persepsi, persepsi mempengaruhi cara
berpikir, cara berpikir mempengaruhi cara bertindak, dan cara bertindak
mempengaruhi hasil akhirnya.
Hingga saat ini Pygmalion Effect masih relevan dalam kehidupan perjalanan Sang Pemenang. Mari kita lihat apa yang dapat kita pelajari
melalui cerita Pygmalion itu. Memerlukan suatu keberanian (courage) ketika Pygmalion menerima pesanan saudagar Yunani itu,
karena dia mempertaruhkan reputasinya sebagai seorang pemahat patung. Pygmalion
juga melihat bahwa Saudagar Yunani itu menaruh kepercayaan yang besar kepada
dia. Di atas pundak Pygmalion terletak tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan
suatu mahakarya. Oleh sebab itu Pygmalion tidak tanggung-tanggung dalam
menjalankan tanggung jawab yang besar itu. Langkah pertama Pygmalion adalah melakukan
perencanaan yang matang dengan mencari bahan baku marmer dengan kualitas
terbaik. Hal itu menunjukkan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan yang
terbaik. Sementara dia mencari bahan baku di benaknya sudah terbayang wujud
patung wanita yang sangat cantik sesuai dengan permintaan sang saudagar.
Pygmalion jelas sudah memiliki visi. Demikian pula dalam perjalanan seorang
pemenang. Keberanian (courage) mengambil
tanggung jawab terhadap diri sendiri merupakan langkah besar yang menentukan
perjalanan seorang pemenang. Seorang pemenang sebelum memulai perjalanannya
mutlak harus memiliki visi, tujuan yang akan dicapai. Ada banyak orang yang
menaruh harapan kepada seorang pemenang, misalnya istri, anak, orangtua,
saudara dan lain-lain. Dan seorang
pemenang memulai perjalanannya dengan perencanaan yang matang dan komitmen
tinggi untuk mewujudkan yang terbaik.
Dalam prosesnya, kita
melihat dedikasi yang tinggi atas diri Pygmalion terhadap pekerjaannya. Dia
mengerjakannya setiap hari tanpa henti, dan dia mencintai pekerjaan dan
karyanya. Dia tidak peduli barangkali ada yang mencemooh dia sebagai orang gila
yang setiap hari bicara dengan patung (yang belum jadi!). Demikian pula seorang pemenang
dalam perjalanannya mendaki tujuan memiliki dedikasi yang tinggi atas
pencapaian tujuannya. Dia tidak mengenal kata lelah, tetapi dengan penuh
disiplin dia akan terus mendaki. Dan seorang pemenang tidak takut atas cemooh
teman, saudara atau lingkungannya dalam pendakiannya. Seorang pemenang hanya fokus pada tujuannya. Dan seorang pemenang pastinya
mencintai pekerjaannya, menikmati perjalanannya sekalipun medan yang ditempuh
berliku dan penuh dengan tantangan.
Jadi dalam perjalanan
seorang pemenang harus ada visi atau tujuan yang jelas, ada perencanaan, ada
proses yang harus dilalui, ada komitmen yang tinggi terhadap hasil yang
dicapai, ada disiplin, ada ketekunan dan mencintai apa yang dikerjakannya.
Hasil akhirnya adalah manis adanya, bahkan terkadang melebihi apa yang
diharapkan, sama seperti Pygmalion yang malah mendapat seorang istri yang luar
biasa cantik.
Catatan:
Cerita
mengenai Pygmalion ditulis kembali dari artikel dengan judul yang sama yang pernah
saya tulis dan diterbitkan oleh Majalah Marketing, edisi No. 10/V/Oktober 2005.
lengkap sekali infonya makasih kak
BalasHapusmobil truk