Tepat di
hari terakhir tahun 2011 ini saya menuntaskan ulasan mengenai dimensi-dimensi AQ (Adversity Quotient – Paul G. Stoltz).
Endurance (daya tahan) merupakan dimensi keempat, yang merupakan
dimensi terakhir dari AQ. Dimensi ini mempertanyakan dua hal, yaitu;
1. Berapa
lamakah kesulitan akan berlangsung?
2. Berapa
lamakah penyebab kesulitan itu akan berlangsung?
Semakin rendah AQ seseorang
semakin besar kecenderungannya orang itu meyakini bahwa kesulitan dan / atau
penyebab kesulitan akan berlangsung lama, bahkan mungkin selama-lamanya.
Terkait
dengan hal pertama, “Berapa lamakah kesulitan
akan berlangsung?”, perhatikanlah perbedaan ungkapan berikut. “Tahun ini saya tidak berhasil mencapai
jumlah premi yang diharapkan karena memang saya tidak berbakat menjadi
agen asuransi” dengan “Saya harus
banyak belajar dan memperbaiki cara kerja saya agar di tahun berikutnya
berhasil mencapai jumlah premi yang diharapkan”. Kalimat pertama bersifat
pasti, tidak akan pernah berubah, suatu penegasan ketidakberdayaan, suatu dalih
atas kegagalan yang dialami (perhatikan
kata “memang” yang saya garis bawahi). Sedangkan kalimat kedua bersifat
sementara, harapan atas kondisi yang dapat berubah, suatu pemahaman terhadap
diri Anda saat ini (perhatikan kata
“agar” yang saya garis bawahi). Perhatikan juga perbedaan ungkapan ini, “Saya selalu tidak berhasil membuat orangtua
saya merasa bangga” dengan “Sejauh
ini saya belum berhasil membuat orangtua saya merasa bangga”, atau “Saya pasti tidak bisa menjalin
komunikasi yang baik dengan ibu mertua saya” dengan “Saya belum bisa menjalin komunikasi yang baik dengan ibu mertua
saya”. Contoh-contoh kalimat pertama dari tiap pasangan kalimat di atas
adalah ungkapan mereka yang memiliki skor AQ rendah, yang bersifat permanen,
yang menyakini bahwa kondisi sulit itu akan berlangsung lama atau bahkan
selama-lamanya, menunjukkan ketidakberdayaan atas kondisi sulit yang ada.
Sebaliknya, contoh kalimat kedua adalah ungkapan dari mereka dengan AQ yang
lebih tinggi. Mereka meyakini bahwa kondisi sulit itu bersifat sementara,
menunjukkan keberdayaan atas kondisi sulit yang dihadapi, dan ada semangat dan
harapan mengubah kondisi sulit itu.
Untuk
membahas hal kedua, yaitu “Berapa lamakah
penyebab kesulitan itu akan berlangsung?”, saya akan menggunakan
contoh ungkapan yang mirip dengan di atas. “Saya
tidak berhasil mencapai jumlah premi yang diharapkan karena memang saya tidak
berbakat menjadi agen asuransi” dengan “Saya tidak berhasil mencapai jumlah premi yang diharapkan karena cara
kerja saya kurang terencana”. Perhatikan perbedaan kedua kalimat di
atas. Penyebab kesulitan pada kalimat pertama, yaitu tidak berbakat bersifat permanen atau tidak dapat diubah.
Itulah respon mereka dengan AQ yang rendah, yang meyakini bahwa penyebab
kesulitan mereka adalah sesuatu yang bersifat permanen, berlangsung dalam
jangka panjang bahkan selama-lamanya. Sedangkan pada kalimat kedua, penyebab
kesulitan adalah cara kerja,
sesuatu yang bersifat sementara, yang dapat diubah. Itulah respon mereka dengan
skor AQ yang lebih tinggi.
Dengan
respon yang tepat, maka endurance
(daya tahan) kita dalam menghadapi kondisi sulit yang ada akan menjadi lebih
baik. Hal itu terjadi karena kita menyikapi setiap kondisi sulit dan
penyebabnya hanya bersifat sementara dan dapat kita ubah. Itu menimbulkan
semangat dan gairah untuk terus berjuang dan berusaha mengatasi setiap kondisi
sulit yang kita hadapi. Daya tahan itu yang kita butuhkan dalam melakukan
pendakian mencapai puncak-puncak gunung kesuksesan kita. AQ, bersama-sama
dengan IQ dan EQ, berperan penting dalam kesuksesan kita. Diantara ketiganya,
AQ berkontribusi paling besar dalam “meramal” siapa yang akan keluar menjadi
Sang Pemenang dan siapa yang akan tetap tinggal sebagai Sang Pecundang.
Sekali
lagi, bagi Anda yang ingin mengukur skor AQ saat ini, Anda bisa mengukurnya
sendiri dengan mengisi lembar evaluasi AQ. Anda bisa mendapatkan softcopy
lembar evaluasi AQ dengan mengirimkan permintaan ke alamat email saya: suhartono.chandra@gmail.com.
Segera akan saya kirimkan ke alamat email Anda lembar evaluasi AQ berikut
petunjuk pengisian dan interpretasi hasil pengukurannya. Dan seandainya Anda
membutuhkan konsultasi atas hasil pengukuran AQ Anda silahkan kirimkan
pertanyaan ke alamat email saya. Saya
tidak memungut biaya semasekali atas jasa ini.
Akhirnya di
hari terakhir tahun 2011 ini mari kita sempatkan waktu untuk mengucap syukur
kepada Tuhan atas perkenan-NYA sehingga kita boleh meninggalkan tahun 2011
dengan segala kesuksesan yang sudah kita raih maupun kesuksesan yang tertunda.
Mari kita songsong tahun 2012 dengan target-target hidup kita, perencanaan dan
harapan atas kondisi yang lebih baik daripada tahun 2011.
Selamat
Tahun Baru 2012
Salam
sukses untuk Anda semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar