If you think
you are beaten, you are
(Jika Anda berpikir terpukul, memang Anda terpukul)
If you think
you dare not, you don’t
(Jika Anda berpikir Anda tidak berani, Anda memang tidak berani)
If you like to
win, but you think you can’t, it is almost certainly you won’t
(Jika Anda ingin menang tetapi berpikir Anda tidak bisa, hampir pasti
Anda tidak bisa menang)
If you think you’ll
lose, you are lost
(Jika Anda berpikir akan kalah, maka memang Anda telah kalah)
Life’s battles
don’t always go to the stronger or
faster man
But sooner or
later the man who wins is the man who think he can!
(Pertarungan hidup tidak selalu dimenangkan oleh yang lebih kuat atau
lebih cepat
tetapi cepat atau lambat orang yang menang adalah orang yang berpikir dia
bisa!)
Sering kita
mendengar keluhan (pembenaran diri sang pecundang, the loser) seperti, “Nasib saya memang ditakdirkan seperti ini, apa
yang saya upayakan selalu gagal. Saya memang orang yang tidak berguna”. Atau, “Saya
memang pemalas koq”, “Saya memang orangnya cepat bosan”, “Saya masih muda, jadi
mana mungkin saya bisa?”, “Dengan seusia seperti saya ini mana mungkin saya
bisa berhasil, saya sudah terlalu tua, jaman saya sudah lewat”, atau “Saya tidak
sekolah, mana mungkin saya bisa sukses?”, dan masih banyak lagi
ungkapan-ungkapan sejenis. Sesungguhnya ungkapan-ungkapan tersebut keluar dari
konsepsi diri orang tersebut. Konsepsi orang itu sendiri tentang “seperti apa
aku ini”, yang disebut sebagai citra
diri (self image).
Citra diri
merupakan konsepsi diri, yang terbentuk dari kepercayaan-kepercayaan (beliefs) kita tentang diri sendiri.
Umumnya kepercayaan (belief) tentang
diri sendiri secara di bawah sadar terbentuk dari pengalaman-pengalaman di masa
lalu; kesuksesan-kesuksesan dan kegagalan-kegagalan kita, keterhinaan yang
pernah kita alami, persepsi yang ditanamkan orang-orang di sekeliling kita,
terutama di masa kecil. Jika hal-hal positif yang lebih banyak ditanamkan pada
masa kecil maka citra diri pun akan positif, namun demikian berlaku juga
sebaliknya. Dari seluruh pengalaman itu kita secara mental membangun gambaran
tentang diri. Begitu kepercayaan tentang diri sendiri masuk ke dalam gambaran
itu, ia menjadi “kebenaran”. Kita tidak lagi mempertanyakan keabsahannya,
tetapi bersikap seolah-olah itu benar. Ada suatu percobaan dengan seekor
anak gajah yang sejak kecil kakinya diikat dengan rantai, yang panjangnya
katakanlah lima meter, dan ujung rantai yang satu diikat pada pasak yang
ditanam ke dalam tanah. Sejak kecil gajah itu memahami bahwa kemampuan dia
bergerak hanya sebatas radius lima meter saja. Konsepsi itu tertanam begitu
dalam, sehingga ketika gajah tersebut menjadi dewasa dia hanya akan bergerak
dalam radius lima meter walaupun pasaknya dicabut.
Semua
perbuatan Anda, perasaan Anda, perilaku Anda, bahkan kemampuan-kemampuan Anda selalu konsisten dengan citra diri ini.
Anda akan bersikap seperti yang Anda bayangkan tentang diri sendiri. Jika Anda memiliki
citra diri sebagai sang pecundang, maka Anda akan selalu menemukan cara untuk
gagal, terlepas dari segala niat baik atau kemauan Anda. Sebaliknya jika Anda
meyakini citra diri Anda sebagai sang pemenang, maka Anda pasti menemukan cara
untuk keluar sebagai sang pemenang.
Jika citra
diri terbentuk secara di bawah sadar atas pengalaman-pengalaman di masa lalu,
terutama ketika masa kecil, lalu apakah citra diri yang negatif dapat diubah? Jawabannya
adalah bisa. Kita bisa memprogram ulang citra diri kita sesuai dengan yang kita
inginkan. Caranya dimulai dengan kesadaran terhadap eksistensi kita sebagai
manusia yang merupakan mahluk yang paling sempurna yang diciptakan Tuhan. Coba
Anda renungkan, bahwa Anda saat ini ada dan sedang membaca tulisan ini karena
Anda adalah pemenang, Anda adalah satu-satunya dari jutaan sperma yang berhasil
keluar sebagai Sang Pemenang dalam perlombaan lari menuju sel telur. Jadi sejak
di dalam kandungan Anda sebenarnya sudah menyandang predikat Sang Pemenang.
Lalu, tunggu apa lagi? Segera bertindak mulai dengan mengubah persepsi terhadap
diri Anda. Bayangkan dan gambarkan citra diri seperti apa yang Anda inginkan,
yang berbeda dengan citra diri negatif saat ini. Lakukan afirmasi positif
setiap saat. Misalkan, citra diri Anda sebelumnya adalah orang yang selalu gagal
karena apa saja yang Anda kerjakan tidak berhasil. Anda tentu menginginkan citra
diri sebagai orang yang berhasil, maka Anda perlu melakukan afirmasi bahwa dulu
memang Anda orang yang gagal tetapi sekarang Anda adalah orang yang berhasil.
Lakukan itu setiap pagi sebelum Anda melakukan kegiatan, maka Anda pasti
menemukan cara bagaimana Anda bisa lebih berhasil dari hari kemarin. Dan
kembangkan attitude of gratitude,
senantiasa mengucap syukur dalam kondisi apapun juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar