Kesuksesan bukan melulu soal
uang. Kesuksesan adalah juga ketika bertekun pada suatu pengabdian yang lahir
atas keprihatinan terhadap persoalan masyarakat yang lebih luas, dan terus
bergerak maju sekalipun kesulitan demi kesulitan menghadang perjalanan
pencapaian cita-cita itu. Itulah yang kita pelajari melalui sosok “Bagus
Rahmat Prabowo: Kegelisahan Terhadap HIV/AIDS” (Kompas, Jum’at, 06 Januari 2012).
Selalu dimulai dari suatu
keputusan. Sejak masih kuliah Bagus sudah aktif mendedikasikan diri sebagai
relawan, khususnya untuk masalah kesehatan reproduksi. Bersama temannya, sesama
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bagus sering memberi
ceramah di SMA-SMA di Bandung untuk mensosialisasikan kesehatan reproduksi di
kalangan remaja. Kegiatan tersebut dijalaninya hingga dia mendapat gelar
dokter.
Kegelisahan
Bagus atas penyebaran HIV/AIDS bermula saat dia mengelola klinik Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di kawasan lokalisasi Saritem, Bandung. Tugasnya
adalah mencari tahu angka prevalensi Infeksi Menular Sex (IMS) di Bandung.
Dalam tugasnya, dokter muda tersebut bergaul dekat dengan kelompok yang rentan
IMS, seperti para Pekerja Sex Komersial (PSK), homoseksual, maupun masyarakat
umum. Walaupun banyak tantangan dan hambatan, Bagus tetap memegang komitmen tinggi terhadap pengabdiannya
atas isu HIV/AIDS. Bagus terus menimba ilmu, pengetahuan, dan wawasan-wawasan
baru tentang HIV/AIDS. Bagus juga mendedikasikan diri pada berbagai
organisasi/lembaga yang secara khusus menangani HIV/AIDS. Salah satunya, dia
pernah aktif di Komisi Nasional Penanggulangan AIDS pada periode 2009-2011. Dia
juga pernah magang di satu lembaga di Sydney, Australia, terkait dengan
penanggulangan HIV/AIDS. Selain menjadi pembicara, Bagus juga aktif membangun
jejaring, karena sadar bahwa persoalan HIV/AIDS tidak bisa ditangani seorang diri.
Bagus juga menginisiasi sebuah gerakan kepedulian, yaitu Dokter Aksi. Gerakan
ini digagas agar dokter-dokter muda mau berinteraksi dan bersosialisasi dengan
masyarakat luas dan belajar dari lapangan. Gagasan itu muncul karena
keprihatinan Bagus pada mahasiswa kedokteran saat ini yang lebih berotientasi
pada uang. Bagus juga aktif memanfaatkan media sosial sebagai media komunikasi
, seperti menulis blog, berkicau melalui Twitter
dan Facebook.
Bagus
Rahmat Prabowo adalah sosok Sang Pemenang, yang terus bertahan dalam menghadapi
setiap kesulitan dan terus maju selangkah demi selangkah. Kesuksesan bagi dia
bukan semata soal uang. Bagi dia, jika mampu memperbaiki sistem kesehatan di
Indonesia menjadi lebih baik sudah merupakan kesuksesannya terhadap pengabdiannya
kepada masyarakat, khususnya bagi penanggulangan HIV/AIDS. Sejak 2011, Bagus
juga aktif di WHO Indonesia, HIV Unit, yang wilayah tanggung jawabnya mencakup
area Jawa dan sebagian Sumatera. Komitmen yang tinggi, pengorbanan,
dan kegigihan,
merupakan modal yang kuat bagi perjalanan dokter Bagus Rahmat Prabowo dalam menyusuri rute
Sang Pemenang.
semangat dok....salut dengan dedikasi dokter terhadap kesehatan masyarakat Indonesia.... disisi lain banyak orang indonesia tidak peduli dengan kesehatan masyarakat terutama penularan IMS dan HIV... dengan semakin menjamurnya bisnis esek-esek dikota besar maupun di desa .
BalasHapus