Banyak mitos tentang
kesuksesan yang salah. Salah satunya adalah mitos usia. Sebagian orang masih
meyakini bahwa kesuksesan bukanlah milik mereka yang berusia muda. Padahal
sudah banyak contoh keberhasilan yang dicapai oleh mereka yang muda-muda. Farah Gray dari Amerika Serikat adalah
milyuner yang mencapai penghasilan satu juta dollar (Amerika)-nya pada usia empat
belas tahun. Di Indonesia ada Merry Riana, yang mencapai penghasilan sejuta
dollar di usianya yang ke-26. Siswa-siswi Indonesia yang masih duduk di bangku
SMP dan SMA terus berjaya di ajang Olimpiade Sains Internasional (OSI). Pada
periode 1993-2010 tercatat ada empat belas ajang olimpiade yang diikuti
siswa-siswi Indonesia dan mereka telah menyumbang 58 emas, 96 perak dan 165
perunggu (Kompas, Rabu, 4 Januari 2012).
Di bidang lainnya pun tidak kalah banyaknya mereka yang muda sudah menorehkan
tinta emas dalam kehidupannya.
Kali ini saya akan menambahkan
satu lagi prestasi anak muda Indonesia, yaitu siswa-siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri 2, SMK Warga, dan SMK Negeri 5 Solo, Jawa Tengah, di
bawah binaan bengkel mobil Kiat Motor, Klaten Jawa Tengah, yang berhasil
merakit mobil yang diberi nama Kiat
Esemka, yang menjadi berita populer di awal tahun 2012. Prestasi itu sangat
membanggakan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pendidikan Nasional M.
Nuh, dan Menteri Perindustrian MS Hidayat memberikan apresiasi yang tinggi atas
keberhasilan siswa-siswa SMK tersebut. Bahkan, Wali Kota Solo Joko Widodo (yang
lebih akrab dipanggil Jokowi) dan Wakil Wali Kota FX Hadi Rudyatmo langsung
membeli dan mencanangkan pemakaian mobil Kiat Esemka, yang kandungan lokalnya
mencapai 80%, jenis sport utility vehicle
(SUV) sebagai mobil dinas mereka. Mobil dinas Wali Kota Solo Joko Widodo adalah
Toyota Camry tahun 2002. Bahkan, tidak cukup dengan cara memakai Kiat Esemka
sebagai mobil dinas, dukungan Wali Kota Solo Jokowi lebih jauh lagi menyiapkan
rencana bisnis untuk produksi massal mobil Kiat Esemka. Berita keberhasilan
siswa-siswa SMK di Solo merakit mobil Kiat Esemka tersebut menjadi berita
nasional. Bangsa Indonesia menjadi sentimentil ketika bicara tentang mobil
nasional, karena itu merupakan cita-cita yang sudah menjadi mimpi.
Keberhasilan
para siswa SMK itu merupakan prestasi kolektif, karena proses pembuatan sebuah
mobil melibatkan banyak pihak, sinergi dan harmoni menjadi titik kritikal.
Tidak kurang 15 SMK dari sejumlah daerah, seperti Malang dan Kediri di Jawa
Timur, Magelang (Jawa Tengah), dan Jakarta,
terlibat dalam proses pembuatan mobil Kiat Esemka. Para siswa SMK itu,
sebelumnya bukanlah siapa-siapa karena mereka hanya pelajar, tapi hasrat
mereka yang mengebu-gebu untuk belajar dengan tekun dan secara disiplin
mengikuti bimbingan para guru itulah yang memungkinkan potensi mereka
teroptimalisasi. Selain hal itu, kerjasama juga merupakan faktor
penting. Maksudnya, kesuksesan itu tidak didapat hanya oleh diri sendiri,
tetapi membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan orang lain. Dengan kata lain,
perluaslah jaringan (networking)
Anda. Anda tidak pernah tahu kapan membutuhkan bantuan dari seorang teman,
tetapi manakala membutuhkan Anda tahu harus kemana.
Adalah Joko Widodo, yang
melihat keberhasilan para siswa SMK merakit mobil dengan bimbingan Sukiyat,
pemilik bengkel Kiat Motor di Klaten Jawa Tengah, adalah suatu langkah penting yang
harus segera ditindaklanjuti dalam membangun industri mobil nasional yang dapat
meningkatkan perekonomian
lokal. Langkah yang tidak mudah, sekalipun yang mendukung Kiat Esemka semakin
banyak. Konon, politisi dan artis juga sudah memesan mobil tersebut, antara
lain; Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie, Gubernur Daerah Khusus
Ibukota (DKI) Jakarta Fauzi Bowo, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Agung Laksono, Anggota DPR Roy Suryo, Guruh Soekarno Putra, Puan Maharani,
Tjahyo Kumolo, Aria Bima, Pelawak Ginanjar, Sutradara Garin Nugroho, dan
penyanyi Afgan Syah Reza. Selain dukungan yang luas, reaksi sinis pun muncul antara
lain dari Wali Kota Semarang Soemarmo, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo,
Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Sampai-sampai Wali Kota Semarang mengatakan kalau
Joko Widodo jangan narsis. Terlepas dari topik politik, saya sendiri kebetulan
pada suatu masa memiliki kesempatan mengenal lebih jauh Joko Widodo dan FX Hadi
Rudyatmo secara lebih dekat. Apa yang saya lihat, maupun yang saya dengar dari
kerabat yang sangat mengenal mereka berdua, demikian juga hasil bincang-bincang
saya dengan tukang becak, sopir taxi di Solo, mereka sangat jauh dari kesan
mencari perhatian (narsis). Dukungan banyak pihak dan rakyat kota Solo ditunjukkan
pada kemenangan mutlak (lebih dari 90% suara) pasangan tersebut dalam pemilihan
umum daerah untuk memimpin kota Solo, Jawa Tengah kedua kalinya.
Perjalanan karya anak-anak
muda Indonesia dalam hal mobil rakitan sendiri masih panjang. Persoalan ijin,
uji kelayakan emisi, dan serangkaian ijin lainnya. Demikian pula rencana produksi
massal mobil Kiat Esemka. Itulah perjalanan Sang Pemenang, sukses bukanlah
tujuan melainkan suatu perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar