Sering
sekali saat saya meneliti rekam jejak pelamar kerja melalui daftar riwayat hidup
yang dikirim bersama dengan surat lamaran kerjanya, saya menemukan ternyata sejak
pertama kali bekerja hingga saat itu pelamar tersebut telah bekerja di beberapa
perusahaan yang berbeda hanya dalam hitungan tahun. Pelamar tersebut hanya
bertahan di satu perusahaan kurang dari setahun, bahkan ada yang hanya sekitar tiga
bulan.
Apa yang
terjadi? Ada dua kemungkinan, pertama perusahaan-perusahaan dimana dia pernah
bekerja merasa bahwa orang itu tidak mampu bekerja sehingga terpaksa perusahaan
memutuskan hubungan kerja dengan orang tersebut. Atau, yang kedua adalah bahwa
memang sesungguhnya orang tersebut tidak pernah bisa merasa nyaman bekerja di
perusahaan tersebut. Sesekali saya ingin tahu lebih dalam sesungguhnya apa yang
terjadi dengan memanggil pelamar tersebut, barangkali ada justifikasi yang
dapat saya lakukan setelah mendengar langsung dari yang bersangkutan karena
sesungguhnya saya melihat pelamar tersebut punya potensi untuk berkembang. Ternyata
jawaban yang saya dapatkan beragam, antara lain tidak betah, mau cari
pengalaman lain, ada tawaran (gaji) yang lebih baik, diajak teman pindah ke perusahaan
lain. Ketika saya tanyakan lebih lanjut kenapa tidak betah maka jawaban yang
muncul adalah, antara lain jarak dari rumah ke tempat kerja terlalu jauh, atasan
pilih kasih, kerjanya terlalu melelahkan, kerjanya terlalu membosankan, teman-teman
kerjanya ga asyik, dan lain-lain alasan yang intinya adalah menyalahkan keadaan
atau pihak-pihak di luar dirinya sendiri.
Jawaban-jawaban
tersebut sungguh sulit dimengerti, mengingat saat interview begitu berharap
dapat diterima. Namun, setelah diterima dengan mudah memutuskan keluar
sementara di luar sana masih banyak yang menganggur. Analisis mendalam saya
menyimpulkan bahwa mengapa orang tersebut bertindak seperti itu tidak lain dan
tidak bukan karena ketiadaan tujuan yang jelas untuk apa bekerja. Temukan tujuan
Anda dengan jelas. Tujuan yang jelas akan membantu Anda bekerja lebih serius.
Anda dapat menetapkan tujuan Anda dengan merenung dan menggali sumber motivasi
Anda. Sumber motivasi Anda dapat digali dari beberapa dimensi, antara lain,
dimensi intelektual, dimensi rohani, dimensi keluarga. Dimensi intelektual bisa
mencakup pengetahuan ataupun ketrampilan. Dimensi rohani mungkin Anda ingin
melakukan perjalanan ibadah, atau kepuasan karena mendapat kesempatan
menerapkan apa yang sudah Anda pelajari di bangku sekolah. Dimensi keluarga,
misalnya anak, orangtua, atau adik atau lainnya. Dari sana tetapkan tujuan yang
ingin Anda capai secara lebih spresifik apa dan kapan hal tersebut Anda ingin
capai, lalu berusahalah mencapai itu melalui pekerjaan Anda. Gunakan pekerjaan yang
Anda dapatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan Anda. Perlu dicamkan bahwa pekerjaan
Anda bukanlah tujuan, melainkan sarana bagi pencapaian tujuan Anda.
Jika Anda
memiliki pandangan seperti itu, yaitu pekerjaan yang Anda lakukan merupakan
sarana mencapai tujuan-tujuan Anda maka niscaya Anda akan lebih menikmati
pekerjaan Anda apapun itu. Ketika dulu saya sudah memiliki rencana yang matang untuk
menikah terjadi suatu keadaan yang tidak terduga. Saat itu kami sudah
menetapkan tanggal pernikahan. Persiapan sudah benar-benar matang, termasuk
mengambil rumah sederhana dengan cara kredit. Namun, di perusahaan dimana saya
bekerja terjadi perpecahan antar pemilik dan situasi memburuk tanpa ada
kejelasan nasib bagi karyawan, termasuk saya tentunya. Tentu saja saya harus
memiliki pekerjaan baru. Singkat kata, saya berhasil mendapatkan pekerjaan baru
dengan kondisi yang lebih baik. Tetapi, ada satu rekan kerja sejak hari pertama
saya bekerja di tempat baru selalu menceritakan keburukan-keburukan perusahaan.
Dia selalu menceritakan kekecewaannya dan sesumbar sedang mencari kesempatan di
perusahaan baru. Bayangkan, sangat logis jika saat itu kemudian saya mengikuti
jejak dia karena dia sudah bekerja beberapa tahun sebelumnya. Tapi, itu tidak
saya lakukan karena saya punya motivasi kuat bahwa harus punya pekerjaan dan
penghasilan agar pernikahan saya yang tinggal enam bulan dapat terwujud dan
setelah pernikahan tidak diisi dengan pertengkaran-pertengkaran hanya gara-gara
masalah kebutuhan materi yang tidak terpenuhi. Saya terus bekerja dengan
kesungguhan. Dan Anda tahu, ternyata rekan kerja saya walaupun setiap bertemu masih
saja terus mengeluh tapi dia sendiri juga tidak pernah pindah kemana-mana.
Temukan
tujuan Anda, nyatakan dengan jelas dan spesifik, tetapkan tenggat waktu untuk
mencapai tujuan tersebut, dan pandanglah bahwa pekerjaan Anda adalah sarana
untuk mencapai pekerjaan tersebut maka Anda akan lebih menikmati pekerjaan
Anda. Jika Anda menikmati pekerjaan Anda, niscaya Anda akan memandang kesulitan-kesulitan, suasana yang kurang menyenangkan dan kendala-kendala lain sebagai sesuatu yang harus diatasi. Dan, buahnya akan terasa manis terhadap perjalanan karir Anda, uang dan jabatan akan mengikuti keberhasilan Anda.
betul sekali makasih udah share
BalasHapusservice alat berat