Banyak orang mengatakan suatu kesempatan yang muncul begitu saja
adalah suatu keberuntungan, suatu kebetulan yang membawa berkah. Kesempatan
bukanlah suatu hasil dari usaha kita, tetapi merupakan faktor eksternal. Dalam
beberapa hal saya sependapat bahwa kesempatan adalah faktor eksternal. Segala
sesuatu yang terjadi di dunia ini bukanlah suatu kebetulan, semua ada
maksudnya. Segala sesuatu terjadi demikian adalah atas perkenan-NYA. Apakah
kesempatan itu adalah suatu keberuntungan? Bagi saya, kesempatan yang muncul
bukanlah keberuntungan. Jika kita tidak siap meraih kesempatan yang muncul maka
kesempatan itu tidak akan menjadi keberuntungan justru dalam hal tertentu bisa
menjadi malapetaka. Jadi, bagi Sang
Pemenang, fokus utamanya adalah bagaimana bisa menangkap kesempatan yang muncul
dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya itulah yang lebih penting. Bagi
banyak pemenang, apakah itu pribadi-pribadi maupun perusahaan, kesempatan
adalah suatu pintu masuk untuk keluar menjadi pemenang.
Ada banyak contoh dari jaman dahulu hingga saat ini, bagi sang pemenang
hanya perlu satu kesempatan baik untuk maju sebagai pemenang. Salah satu contoh
adalah Javier Colon pemenang juara
pertama lomba menyanyi yang diadakan stasiun televisi NBC, yaitu The
Voice (di Indonesia acara tersebut dapat ditonton di saluran televisi
berbayar yang disiarkan oleh AXN). Sebelum Javier mengikuti ajang The Voice sesungguhnya dia sudah menjadi
seorang musisi, seorang penyanyi dan penulis lagu. Ayah dua anak yang lahir 33 tahun yang lalu
itu memulai karir di dunia musik sekitar tahun 2000-an. Pada tahun 2002 dia
mendapat kontrak rekaman dengan Capitol Records, namun albumnya kurang sukses
dan pada tahun 2006 kontraknya diputus oleh Capitol. Dan selanjutnya perjalanan
karir Javier biasa-biasa saja tanpa prestasi yang menggembirakan. Hingga pada
akhirnya dia mengikuti acara The Voice
pada tahun 2011. Momen yang pastinya sangat bersejarah bagi dia adalah momen
yang terjadi pada malam blind auditions
(audisi buta, dimana para juri duduk membelakangi peserta audisi dan hanya
mendengar alunan suara dari kontestan tanpa melihat penampilannya), pada
tanggal 26 April 2011 dimana keempat juri, yaitu Adam Levine (vokalis Maroon 5), Cee-Lo Green, Black Shelton,
dan Christina Aguilera) menekan
tombol “I Want You” di meja
masing-masing. Dengan kata lain semua juri menginginkan Javier masuk sebagai
anggota tim mereka. Sejak itu nama Javier mulai dikenal secara luas dan
puncaknya adalah pada tanggal 29 Juli 2011 Javier berhasil mengumpulkan suara
lebih banyak daripada rivalnya, yaitu Dia Frampton dan keluar sebagai Sang
Pemenang dengan mengantong hadiah uang $100.000 dan kontrak rekaman dengan
Universal Republic Records. Anda lihat hanya karena satu kesempatan baik, yaitu
acara The Voice, Javier menikmati
popularitas yang diperlukan dan tentunya bagi perkembangan karir dia. Saat
tulisan ini dibuat, jika Anda “googling”
nama Javier Colon maka ada 14.300.000 tautan (link) yang memuat nama dia!.
Di Indonesia sendiri juga tidak sedikit contoh. Anda masih ingat
dengan Inul Daratista, yang terlahir
dengan nama Ainur Rokhimah di Pasuruan, Jawa Timur, 21 Januari 1979, penyanyi
dangdut yang sekitar delapan tahun yang lalu terkenal dengan julukan Ratu Ngebor. Sebelum Inul menjadi
sangat terkenal, sesungguhnya dia sudah menjadi penyanyi dangdut, walaupun dia
hanya manggung dari kampung ke kampung. Untuk ukuran kampung nama Inul sudah
terkenal namun kehidupannya biasa-biasa saja. Nasibnya berubah drastis ketika
rekaman goyang ngebor di salah satu
pertunjukannya direkam dan beredar luas sehingga namanya mulai terkenal ke
seantero Indonesia.
Media elektronik dan cetak tidak henti-hentinya memuat berita mengenai Inul.
Sejalan dengan ketenaran Inul maka berbagai tawaran pun menghampiri dia, wawancara,
rekaman, bintang iklan, bintang film, maupun sinetron. Banyak pengamat pun
mengulas tentang fenomena inul. Hidup Inul berubah seratus delapan puluh
derajat. Derajatnya terangkat dan sudah pasti dilimpahi materi sebagai
bonusnya.
Dari dua contoh di atas, kita melihat bahwa hanya
perlu satu kesempatan untuk mengubah kehidupan yang biasa-biasa menjadi
kehidupan yang berbeda, dan itu menuntut kesiapan kita setiap saat. Jika kita
tidak siap, maka kesempatan akan lewat begitu saja. Dan perlu disadari bahwa bagi
Sang Pemenang kesuksesan bukanlah tujuan tetapi suatu perjalanan, setiap
kesuksesan harus diikuti dengan kesuksesan lainnya. Sama seperti naik sepeda,
Anda harus terus mengayuh sepeda untuk terus dapat bergerak dan maju. Ketika
Anda berhenti mengayuh atau Anda lengah bisa saja Anda menabrak tembok atau
terjatuh. Sama seperti Inul, dia sadar maka kemudian uang yang saat itu
berlimpah digunakan untuk membangun bisnis hiburan rumah karaoke Inul Vizta.
Apakah perjalanan Javier dan Inul sudah selesai. Tidak, perjalanan Sang
Pemenang tidak akan pernah berhenti, Sang Pemenang akan terus mendaki dan
menaklukan gunung kesulitan untuk kemudian keluar sebagai Sang Pemenang, hingga
saatnya Tuhan memanggil pulang.
suka sekali baca baca disini
BalasHapusJual truk indonesia