Ketika hari-hari
pertama kuliah, saya sudah dihadapkan dengan suatu tantangan. Saya harus
mencari uang sendiri untuk kebutuhan kuliah sehari-hari, buku-buku dan
keperluan lainnya. Alih-alih mengeluh dan meratap saya mulai berpikir apa yang
harus saya kerjakan untuk bisa menghasilkan uang. Saya memiliki pemahaman yang
kuat atas mata pelajaran Fisika dan Matematika, dan saya sudah terbiasa memberikan
penjelasan di depan beberapa teman sekelas dalam kelompok belajar. Jadilah saya guru les privat khusus mata
pelajaran Fisika dan Matematika. Motif saya adalah bagaimana saya bisa membiayai
kuliah saya karena saya sangat ingin lulus menjadi sarjana teknik sipil. Jadi
tujuan utama saya adalah mampu membiayai kuliah dengan sarana memberikan les
privat.
Pekerjaan sambilan sebagai guru les privat
saat itu sudah dapat membiayai kuliah saya. Namun, sejalan dengan waktu ada
kepuasan yang ‘terampas’ dengan hanya menjadi guru les privat. Walaupun cara penyelesaian
soal yang saya ajarkan lebih efisien dan tidak bertele-tele namun karena guru
murid les saya punya cara yang berbeda walau hasilnya sama maka tetap saja cara
gurunya yang harus diikuti. Jadi untuk memuaskan ego, ketika ada kesempatan saya
langsung saja menerima tawaran teman saya menggantikan dia yang saat itu
menjadi guru di sebuah sekolah swasta dan akan keluar. Disini motif saya bukan
semata uang tetapi kepuasan, karena uang yang saya butuhkan untuk membiayai
kuliah sudah tercukupi. Dengan tujuan utama adalah ekspresi diri maka saya
sangat bersemangat untuk terus meningkatkan pemahaman atas kedua mata pelajaran
tersebut. Setiap minggu saya memburu buku-buku lama (umumnya karangan Belanda) yang
terkait dengan kedua mata pelajaran tersebut. Jenis-jenis soal dan variasinya
semua saya kerjakan. Pendek kata, yang ada di benak saya adalah bagaimana saya
dapat memiliki pemahaman yang di atas rata-rata guru yang mengajar mata
pelajaran yang sama, tidak hanya di sekolah dimana saya mengajar namun juga di
sekolah-sekolah lain.
Mungkin Anda yang membaca tulisan saya ini merasa koq sepertinya perjalanan saya
mudah-mudah saja. Sesunguhnya tidaklah demikian, apalagi dengan keterbatasan-keterbatasan
yang ada saat itu. Semuanya itu dimungkinkan terjadi seperti itu karena sudah
ada ‘persiapan’ sebelumnya (walaupun saat melakukannya saya tidak bermaksud itu
sebagai persiapan). Saya bercita-cita ingin menjadi sarjana teknik sipil. Saya
mencari tahu dan mendapatkan informsi bahwa jika ingin kuliah di fakultas
teknik jurusan sipil harus memiliki pemahaman yang bagus atas pelajaran Fisika
dan Matematika. Maka saya menaruh perhatian dan minat yang tinggi atas
kedua mata pelajaran tersebut. Dan saya bersemangat untuk bisa maju ke depan
menjelaskan kepada teman-teman dalam kelompok belajar. Tentunya sebelum saya maju
ke depan menjelaskan kepada teman-teman saya harus memastikan bahwa saya memang
mengerti apa yang akan saya jelaskan. Dengan kata lain saya belajar terlebih dahulu
sebelum teman-teman saya belajar. Dan pada saat saya memberi penjelasan
sesungguhnya saya sedang mengulang apa yang sudah saya pelajari. Dengan
demikian ketika saya menjelaskan kepada teman-teman sesungguhnya saya sedang
melalui suatu proses pembelajaran. Tidak heran jika hasilnya saya lebih baik
dari teman-teman karena saya belajar minimal dua kali lebihnya dari teman-teman
saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar