Setidaknya
sekali dalam hidup kita pernah melihat pelangi atau bianglala. Pelangi yang
terlihat di langit merupakan busur cahaya warna warni
merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu sejajar yang yang ujungnya berakhir
pada kaki langit. Pelangi merupakan peristiwa alam yang terjadi akibat
pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Selalu ada pelangi setelah
hujan berakhir, hanya ketika kita berada pada posisi yang tepat. Keindahan pelangi
hanya dapat kita lihat pada posisi ketika kita berada di antara hujan dan
matahari. Ketika kita menghadap ke arah terjadinya hujan dan matahari ada di
belakang kita.
Itulah
situasi yang dialami oleh Rafael “Rafa”
Nadal, petenis asal Spanyol yang berusia 26 tahun itu, ketika pada hari
Senin, 11 Juni 2012, berhasil menciptakan momen bersejarah. Di final Perancis Terbuka 2012, di lapangan
tanah liat, Roland Garros, Perancis,
Nadal mengalahkan petenis peringkat satu dunia asal Serbia, Novak Djokovic dengan skor 6-4, 6-3,
2-6, 7-5. Kemenangan itu mengukuhkan Nadal sebagai petenis raja lapangan tanah
liat (king of the clay). Dengan
kemenangan itu, Nadal menjadi satu-satunya petenis yang tujuh kali menjuarai
pertandingan tenis di lapangan Roland Garros sejak 1928, mematahkan rekor Bjorn Borg, petenis legendaris asal
Swedia yang “hanya” membukukan enam kali kemenangan. Rekor Nadal terpecahkan
setelah 31 tahun sejak Bjorn Borg terakhir memenangi pertandingan pada tahun
1981.
“Pelangi”
dalam karir Nadal sebagai petenis profesional akhirnya tercipta setelah
sepanjang tahun 2011 dia mengalami “hujan” yang menyurutkan bintangnya. Tanggal
18 Agustus 2008, Rafael “Rafa” Nadal menduduki peringkat satu dunia (en.wikipedia.org). Sederet pencapaian
telah dia raih, juara grand slam Australia Terbuka (2009), Perancis Terbuka (2005, 2006, 2007, 2008,
2010, 2011), Wimbledon (2008, 2010),
Amerika Serikat Terbuka (2010), dan
meraih medali emas pada Olimpiade
Beijing 2010. Namun, setelah Perancis Terbuka 2011, ia gagal pada final
tiga grand slam berikutnya, yaitu di Wimbledon 2011, Amerika Serikat Terbuka 2011, dan Australia Terbuka 2012, serta empat final Association Tennis Professional (ATP) Masters, semuanya direbut
oleh Novak Djokovic. Setelah ditaklukan Djokovic pada Australia Terbuka awal
2012, Nadal harus beristirahat sepanjang Pebruari 2012 karena gangguan cidera
pada kakinya. Pada kompetisi Maret 2012 di Miami, Nadal harus mundur sebelum
bertanding dengan Andy Murray di
semifinal karena cidera kakinya. Nadal mengalami tekanan mental yang luar
biasa. Momentum kebangkitannya tercapai ketika musim kompetisi lapangan tanah
liat dimulai. Di final ATP Masters, Nadal bertemu dengan Djokovic dan memenangi
pertandingan itu.
Semangat
Sang Pemenang, kerja keras, dan dukungan keluarga merupakan motivasi kuat yang
mendorong Nadal keluar dari tekanan mental dan keputusasaan dalam situasi sulit
karirnya sebagai petenis profesional. Dukungan keluarganya begitu besar. Keluarga
besar Nadal tinggal di satu bangunan apartemen di Porto Cristo, resor yang berjarak sekitar delapan kilometer dari Manacor, kota di pulau kecil Mallorca, di Laut Mediterania. Toni Nadal,
pamannya yang berperan sebagai pelatih Nadal, tinggal dengan keluarganya di
seberang apartemen. Toni merupakan orang yang bertanggung jawab atas masalah
teknis di lapangan. Miguel Angel Nadal,
pamannya yang lain juga tinggal hanya berjarak sepelemparan batu dengan keluarga
Nadal. Miguel Angel berperan dalam menumbuhkan mental kompetitif Nadal.
Sedangkan Sebastian Nadal, ayahnya, bertugas mengawasi kontrak putranya dengan
para sponsor. Dengan semangat kekeluargaan yang kuat mereka bahu membahu
mendukung perjalanan karir Nadal. Sebelumnya, Nadal juga pernah menghadapi situasi
kritis ketika pada tahun 2006 dia mengalami cidera kaki dan gagal menemukan
penyebab cideranya, sekalipun sudah menemui banyak dokter spesialis kaki.
Nadal, yang saat itu baru berusia 20 tahun, sempat berpikir karirnya telah
tamat. Saat itu ayahnya mengatakan, “Kita
akan menemukan solusi. Kalaupun tidak, dengan segala talenta dan ketekunan yang
kamu miliki, aku tidak melihat alasan mengapa kamu tidak berubah menjadi pegolf
professional.” Nadal juga hoby bermain golf (Kompas, Rabu, 13 Juni 2012).
Mungkin saat ini Anda sedang
menghadapi “hujan” dalam karir atau usaha Anda. Anda mengalami stagnasi, bahkan
cenderung turun dengan laju yang mengkuatirkan. Namun, ingatlah bahwa selalu
ada pelangi setelah hujan, hanya ketika kita menempatkan diri pada posisi yang
tepat. Posisi yang sepenuhnya adalah pilihan kita. Posisi dimana kita tetap
bersemangat dan antusias. Ketekunan dan kreatifitas, serta memilih lingkungan
yang tepat, yang mendukung secara positif usaha kita, dan terus bergerak.
Demikian pula Rafael “Rafa” Nadal, yang per 11 Juni 2012 posisinya masih di
peringkat dua. Dia akan terus bergerak. Perjalanan tidak akan pernah selesai, suatu
pencapaian hanyalah suatu persinggahan sesaat. Sesungguhnya itulah hakekat perjalanan
Sang Pemenang.
Salam Pemenang!
Catatan
- Terima kasih Anda sudah menyempatkan waktu membaca artikel ini. Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat silahkan berbagi dengan keluarga dan teman Anda, atau berikan komentar pada kotak yang telah disediakan.
- Bila Anda ingin secara otomatis mendapat artikel-artikel terbaru dari blog ini di email Anda, silahkan klik “Join this site” pada bagian kanan atas tampilan blog.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar